Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Dengan Sekeping Luka Bagian 26

2 Juni 2023   18:34 Diperbarui: 2 Juni 2023   18:50 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokumen pribadi Canva

Cinta Dengan Sekeping Luka Bagian 16

Oleh: Mugiarni 

Saat matahari semakin tinggi di langit, Purbaningrum dan Aditya merasakan dahaga yang mulai menghampiri mereka. Mereka mengamati sekeliling kebun, mencari tanda-tanda air yang bisa mereka temukan.

Mereka berjalan menyusuri jalur-jalur kebun yang berliku, melintasi deretan tanaman yang subur. Dedikasi mereka terhadap kebun ini membuat mereka menjadi begitu familiar dengan setiap sudutnya. Dan saat mereka berjalan, mereka menemukan sebuah mata air yang mengalir dengan gemericik yang menenangkan.

Purbaningrum dan Aditya tersenyum gembira saat mereka menemukan sumber air yang segar. Mereka segera berjongkok di dekatnya, mengulurkan tangan mereka dan membiarkan air mengalir di antara jari-jari mereka. Air yang sejuk menyentuh bibir mereka, menghilangkan dahaga yang mereka rasakan.

Mereka duduk di tepi mata air, membiarkan diri mereka terlibat dalam momen kebersamaan yang sederhana namun berharga. Dalam keheningan, suara gemericik air menyampaikan kedamaian dan ketenangan kepada mereka.

Purbaningrum menatap Aditya dengan penuh rasa syukur. "Aditya, dalam setiap tetes air ini, aku merasakan kenikmatan dari upaya kita memelihara kebun ini. Seperti air yang menghidupkan tanaman, cintamu menghidupkan hatiku. Kamu adalah sumber kebahagiaan dan kekuatanku."

Aditya tersenyum hangat, mencerna kata-kata Purbaningrum dengan hati yang penuh cinta. "Purbaningrum, di sini, di sumber air ini, aku merasakan keajaiban yang terjadi saat kita merawat dan memelihara kebun ini. Seperti air yang memberi kehidupan pada tanaman, kamu memberi kehidupan pada cinta kita. Bersamamu, aku merasakan kehidupan yang penuh berkat."

Mereka berdua merenung dalam keheningan, menyerap keindahan alam yang mengelilingi mereka. Dalam sentuhan lembut air dan bau segar dari tanah basah, mereka merasakan ikatan yang semakin kuat di antara mereka.

Purbaningrum meraih tangan Aditya dengan lembut, matanya memancarkan cinta dan kepercayaan. "Aditya, dalam kekeringan dan kehausan, kita selalu mencari satu sama lain. Kamu adalah sumber air yang menyegarkan, yang memberi kehidupan pada hatiku. Bersamamu, aku selalu merasa terhidrasi dan terpenuhi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun