Cinta Dengan Sekeping Luka. Bagian 9
Oleh: Mugiarni
Purbaningrum menyapa Vito.
"Pagi, Vito! Seperti biasa, pagi ini cahaya matahari menyoroti ruang kerja kita yang penuh semangat. Bagaimana perkembangan proyek kita minggu ini?"
"Pagi, Purbaningrum! Semangat juga terpancar dari wajahmu pagi ini. Proyek berjalan dengan lancar dan indah. Aku baru saja meninjau persediaan barang, dan pemandangan yang terhampar di depanku begitu memikat. Segalanya teratur dan terjaga. Kita telah berhasil menjaga pasokan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan proyek ini.
"Itu kabar yang menggembirakan, Vito! Keindahan dalam pengaturan persediaan ini menjadi hasil dari kerja Departemen Logistik. Namun, di tengah keindahan tersebut, mungkinkah ada nuansa yang membutuhkan perhatian lebih atau munculnya masalah terkait persediaan?" Ujar Purbaningrum.
"Sejauh ini, alam semesta sepertinya merestui langkah -langah kita, Purbaningrum. Tetapi, aku tak bisa menutup mata pada beberapa komponen yang mulai merangkak mendekati batas minimum persediaan. Hal ini menuntut kita untuk merespons dengan bijaksana guna menghindari kekurangan yang berpotensi mengganggu harmoni proyek" tutur Vito.
"Engkau benar-benar peka terhadap setiap getaran dalam persediaan, Vito. Pengawasan yang teliti yang engkau lakukan adalah seutas benang yang mengikat keberhasilan proyek Vini. Bagaimana menurutmu langkah -langah yang perlu kita ambil untuk menghindari kekurangan persediaan?" tanya Purbaningrum.
"Aku telah menjamin komunikasi dengan beberapa vendor yang mampu menyediakan komponen -komponen yang kami butuhkan. Namun, kupikir tak ada salahnya kita melakukan pengadaan tambahan guna menjaga persediaan agar tetap dalam keadaan yang aman. Jika engkau mengijinkan, aku dengan senang hati akan turut berperan dalam melakukan evaluasi vendor dan bernegosiasi demi harga yang menguntungkan" tutur Xito.
"Ah, kecemerlangan dalam mengambil inisiatif sangatlah memikat, Vito. Ayo, mulailah evaluasi dan bernegosiasi dengan para vendor tersebut. Pastikan harga yang kita dapatkan kompetitif, sementara pasokan yang yang terjamin dalam proses pengadaan ini, kehadiran dan dukunganku selalu menyertaimu," Jelas Purbaningrum panjang lebar.
"Terima kasih atas dukunganmu, Purbaningrum! Aku akan segera melangkah dan memulai aksiku. Namun, adakah aspek lain yang harus kita perhatikan dalam pengaturan persediaan ini?" Tutur Vito.