Mohon tunggu...
mudzakkir Hafidh
mudzakkir Hafidh Mohon Tunggu... -

seorang guru di SDN Menanggal 601 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Surat untuk yang Terhormat Presiden RI, Bapak Ir. Jokowi

29 Januari 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua

Bapak Presiden yang terhormat, sebagai rakyat biasa saya tidak mungkin bisa bertatap muka atau bertamu ke istana bapak untuk menyuarakan suara sanubari saya yang didasarkan pada kecintaan pada bangsa dan negara semata, semoga melalui tulisan di blog ini barangkali tulisan ini sengaja atau tidak sengaja bapak lihat dan bapak dengar baik secara langsung atau melalui staf bapak.

Begini pak, saya begitu sedih melihat kondisi bangsa sekarang ini terutama saling sengkarut hubungan POLRI dan KPK yang di awali dari keputusan Bapak ingin mengusulkan calon tunggal yang akan menjadi kepala POLRI menggantikan Bapak Sutarman yang memasuki masa pensiun 9 bulan lagi, padahal sebelum ada peristiwa ini bangsa indonesia adem ayem, aman dan bahkan damai meski harga-harga bahan makanan, transportasi dan lainnya melambung gara-gara kebijakan bapak menaikkan harga BBM pada tanggal 18 Nopember 2014, yaitu sebesar 30 %, padahal sebagai masyarakat awam saat itu harga minyak di pasaran dunia menurun.

Sejak itu harga semua barang naik, nasi goreng yang biasanya di kampung saya Rp. 8.000 perbungkus naik menjadi Rp.9.000 bahkan ada yang naik menjadi Rp. 10.000 perbungkus. penjual es pinggir jalan juga menaikkan dagangannya, pendek kata semua barang naik, padahal ketika Bapak kampanye dulu berjanji tidak akan menaikkan harga BBM, namun begitu rakyat Indonesia tetap adem ayem dan setia terus mendukung Bapak, menunggu gebrakan bapak dalam membangun bangsa ini. Meski selanjutnya Bapak menurunkan kembali per tanggal 1 Januari menjadi Rp. 7.600 dan pertanggal 15 januari 2015 menurunkan kembali lagi menjadi Rp. 6.500, ketahuilah bapak Presiden harga-harga sudah kadung melambung dan tidak akan kembali lagi..harga nasi goreng masih tetap naik, harga tahu tek juga tetap dan lainnya. pendek kata harga sulit kembali lagi. sehingga dari data BPS, tingkat inflasi bangsa Indonesia melewati target dari perkiraan rencana inflasi tahun 2014 yaitu 7,9 % dari target 4,5 % plus minus 1%. artinya jika gaji pegawai dinaikkan 7 % maka sama dengan tidak naik karena harga barang juga naik sebesar itu bahkan lebih.

Bapak Presiden yang terhormat, percayalah rakyat masih mendukung Bapak dalam kehidupan ekonomi bangsa sekarang ini, sayangnya dukungan rakyat mulai berangsur-angsur menurun sekarang ini, karena kebijakan anda dibidang hukum, pertama. Bapak menunjuk jaksa agung HM. Prasetyo dengan cepat tanpa minta pertimbangan KPK dan PPATK untuk melihat track and record mereka. padahal sebelumnya ketika Bapak menunjuk menteri dulu, bapak menggunakan jasa KPK dan PPATK sebelum menteri tersebut di lantik, saat itu masyarakat Indonesia kagum dengan integritas anda dalam menegakkan bangsa tercinta ini dari perilaku korupsi dan ketidak jujuran, sayang hubungan manis dengan KPK dan PPATK tidak bapak lanjutkan saat menunjuk jaksa agung.

Masyarakat Indonesia di warung-warung kopi sambil ditemani TV nasional dan koran lokal lantas bersyu-udzon dengan Bapak, mereka tahu siapa Jaksa Agung tersebut dan partai apa dia. Rakyat Indonesia menyesalkan ketidakberdayaan, maaf pak "lemahnya" Bapak di hadapan petinggi partai pendukung bapak. padahal dalam setiap kesempatan saat kampanye dulu, bapak menyampaikan " koalisi tanpa syarat apapun" atau ada istilah"koalisi bebas syarat".

Lagi-lagi rakyatmu sabar menanti, mereka beranggapan mungkin Bapak khilaf, namanya manusia bukan malaikat pasti punya khilaf atau salah. rakyatmu terus berdoa semoga selanjutnya Bapak bisa istiqomah untuk berjalan pada jalan tengah bukan kanan dan bukan kiri, jalan persatuan bangsa dan negara tercinta Indonesia raya. bukan jalan partai A, partai B. koalisi A atau koalisi B. karena hakekatnya Bapak adalah presiden RI bukan presiden partai apalagi petugas partai. sekali lagi Bapak adalah Presiden Negeri Tercinta, Indonesia.

Belum hilang prasangka rakyatmu ini, Bapak Presiden tiba-tiba mengusulkan BG sebagai calon tunggal KAPOLRI dari 9 calon KAPOLRI yang diusulkan oleh Kompolnas. anda mencalon BG seorang yang selanjutnya disetor kepada DPR khususnya Komisi 3 untuk diadakan fit and propertest. padahal jauh-jauh hari PPATK sudah mensinyalir kasus rekening bermasalah pada yang bersangkutan. dan KPK pun segera menjadikan BG sebagai tersangka. tapi Bapak tidak bergeming dengan mengganti calon yang lain untuk mengganti BG, sampai akhirnya POLRI dan KPK silang sengkarut, saling melaporkan dan bahkan cenderung adanya "serangan balik" pada KPK seperti sekarang ini.

Lagi-lagi rakyatmu engkau ajak berfikir, siapa BG ini, dia pernah menjadi paspampres saat sang ketua partai anda menjadi presiden. ditambah pemberitaan di TV dan surat kabar siapa sejatinya BG. secara sengaja atau tidak engkau giring rakyatmu pada kalimat pembenar sampai mereka menyimpulkan bahwa oh..ternyata Bapak masih kalah power dengan petinggi partai yang mengusung bapak, sampai dalam tajuk jati diri Jawa Pos, Yusuf Kala menjadi Presiden (0,5) , Bapak menjadi Presiden (1) selanjutnya Ketua partai pengusung Bapak, sejatinya menjadi presiden (1,5) dan ketua partai koalisi yang satu ini menjadi presiden (1,25).

Sebagai rakyat biasa, saya kasihan melihat bapak "terombang-ambing" di tengah-tengah pusaran yang semua ingin menarik Bapak ke kapal mereka. Mari Bapak Presiden sekarang bangun dan segera ambil sikap, berdirilah di depan rakyatmu dengan gagah perkasa, pakailah kacamata kebenaran, lurus bak titian shirotol mustaqim, jangan lihat kanan atau kiri, lihatlah bangsa dan rakyatmu, semua sudah capek dan muak pada intrik politik atau manufer politik, saatnya sekarang membangun bangsa ini menjadi bangsa yang terpandang, yang kuat di bidang ekonominya, pertumbuhan ekonomi diatas 10 %, jangan puas dengan jumlah devisa berkisar 100 milyar dolar, mari kita tingkatkan dan kita salib cadangan devisa china yang lebih dari 1000 milyar dolar. dibidang hukum semua korupsi, pengguna narkoba kita hukum dengan seadil-adilnya, di bidang Hankam kekuatan hankam kita harus bisa diperhitungkan di tingkat asia bukan hanya tingkat ASEAN.

Bapak Presiden yang terhormat, saya percaya dengan kesederhanaan dan kecepatan bapak dalam mengambil keputusan, Bapak bisa memimpin bangsa ini lebih baik, sehingga diharapkan kelak para TKI kita di berbagai negara itu semua pulang untuk beralih menjadi pekerja-pekerja terampil di bangsanya sendiri, dan bahkan para TKI dan TKW bangsa lain mengais di negeri kita, inilah sesungguhnya harga diri kita sebagai bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun