Mohon tunggu...
Mudhofir Abdullah
Mudhofir Abdullah Mohon Tunggu... profesional -

Mudhofir Abdullah adalah Dosen Filsafat Hukum Islam IAIN Surakarta. Tinggal Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Cawapres Buat Prabowo-Subianto

15 April 2014   21:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:38 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Mudhofir Abdullah

Penjajakan koaliasi antar partai tengah dilakukan dengan intens, termasuk partai Gerindra. Sejumlah analis menyebutkan peluang pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Jusuf Kalla dan atau Prabowo-Subianto-Akbar Tanjung bila diajukan oleh koalisi. Dua nama tersebut (Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung) sangat ideal dan merupakan pasangan militer-sipil atau Jawa luar Jawa. Bila pasangan ini sudah definitif, Prabowo akan makin berpeluang menjadi presiden.

Mengapa berpeluang? Menurut saya karena sedikitnya tiga alasan. Pertama, pasangan itu berasal dari partai besar Golkar yang memiliki 15 persen suara. Meski partai ini memajukan sendiri capres-cawapres, namun akan menguntungkan dalam putaran kedua. Selai n itu, juga akan memecah suara Golkar yang setengah hati mencalonkan ARB. Kedua, pasangan ini merepresentasikan keterwakilan antar unsur, nasionalis-religius. Prabowo adalah representasi nasionalis sementara Jusuf Kalla adalah representasi religius (berakar dari NU). Atau jika Akbar Tanjung yang dipilih, ia mewakili unsur HMI.Afiliasi nasionalis-religius sangat penting karena Indonesia adalah sangat subur dengan perkembangan gairah keagamaan (Islam) sehingga bisa menyerap aspirasi rakyat. Ketiga, pasangan itu merepresentasikan Jawa-luar Jawa. Ini sesuai dengan aspirasi rakyat agar kepemimpinan nasional mencerminkan keterwakilan wilayah.

Ketiga keuntungan tersebut perlu dirawat agar tetap hinggap dalam kesadaran masyarakat. Kubu Prabowo memiliki strategi politik yang sangat canggih. Ia sadar bahwa memimpin negeri Pelangi seperti Indonesia memerlukan keterbukaan, kejelian, dan menatap dengan tajam ke segala arah. Gerindra sadar bahwa koalisi itu harus take and give. Nampaknya, langkah-langkah komunikasi politik pun telah dibangun jauh sebelum Pileg 9 April lalu dengan PAN, Demokrat, PKB, PKS, dan lainnya.

Seperti diketahui, persaingan Prabowo-Jokowi kian seru. Terjadi perang strategi dan pencitraan. Jokowi, misalnya, mulai beranjangsana ke sejumlah petinggi Parpol. Pekan-pekan mendatang berita politik akan terus mencecar dua tokoh yang sedang menjadi lakon. Menurut saya, Prabowo membuat orang makin penasaran. Nama besar keluarga dan prestasinya di militer yang sangat cemerlang, makin mendorong publik untuk memilihnya. Apalagi, Indonesia didera oleh “penghinaan”negara tetangga. Marwah dan martabat bangsa sedang “terpuruk” oleh inferior complex. Inilah yang mendorong orang untuk memilih pemimpin yang tegas dan memiliki visi pembangunan jelas.

Kembali pada pasangan ideal, Prabowo-Jusuf Kalla atau Prabowo-Akbar Tanjung sama-sama memiliki intelektualitas yang tajam dalam melihat tantangan-tantangan bangsa. Satu sama lain dapat saling melengkapi dengan kemampuan memimpin yang panjang dengan skup yang luas di masa lalu. Kepemimpinan di militer dan sipil oleh pasangan ini cukup menjadi bekal bagi kepemimpinan nasional saat ini. Didukung oleh koalisi yang mantap, pasangan ini akan mampu memperbaiki segi-segi yang kurang dari pemerintah SBY. Semoga bisa!!!

IAIN Surakarta, 15 April 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun