Mohon tunggu...
Muhammad Devi
Muhammad Devi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jujurlah...

22 Maret 2019   00:22 Diperbarui: 22 Maret 2019   00:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Assalamualaikum

Malam ini saya ingin mencoba menuliskan tulisan pertama isi hati saya, bagaimana keadaan prilaku masyarakat sekarang ini sudah sangat sangat menyedihkan bahkan hampir mencapai titik nadir rendah bangsa kita hanya gara-gara pilpres!

Jujurlah, sekarang ini masyarakat kita sudah banyak tercerai-berai hanya gara-gara menghadapi pilpres 2019 yang notabene seharusnya menjadi pesta demokrasi terbesar bangsa ini, tapi kenapa sekarang ini banyak elite-elite politik kita yg prilaku dan perkataannya bisa(telah) memecah belah masyarakat kita??? disini saya juga menerangkan bahwa saya tidak memihak pihak manapun, baik Paslon 01 ataupun paslon 02, karena semenjak pilpres tahun 2004 sampai dengan pilpres tahun 2014 saya masih tetap dengan pendirian saya yg tidak menggunakan hak pilih saya untuk memilih presiden dan wakil presiden.

Jujurlah, kita semua pasti menginginkan masyarakat bangsa ini menjadi bangsa yang bangga akan kebhinekaan nya, bangsa yang bangga akan kekayaannya dan tentunya juga menjadi bangsa yg di segani oleh bangsa-bangsa lain, karena itu adalah salah satu cita-cita para pendiri bangsa ini. Tapi melihat realita yang ada dalam masyarakat kita sekarang ini sepertinya tidak mudah untuk merealisasikan bangsa kita menjadi bangsa yg patut di banggakan!! Bagaimana mau kita banggakan bangsa kita ini ke bangsa-bangsa yang lain jika di dalam negeri saja sudah terpecah belah, baik kalangan elit politik, ulama, maupun masyarakat awam.

Jujurlah, dalam hati kecil kita semua pasti tidak menginginkan bangsa kita kedalam keadaan yang sekarang, keadaan yang menurut saya hampir kacau balau, keadaan yang sangat sangat tidak masuk akal karena korupsi, narkoba, serta tindakan kriminal lain merajalela. Maka dari itu kita harus mulai dari diri kita sendiri untuk menggugah hati nurani kita masing-masing apakah hanya gara-gara pilpres dan hanya gara-gara beda pilihan kita harus bermusuh-musuhan dan tercerai-berai????

Jujurlah, dalam pilpres kali ini kedua paslon pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang wajar adanya karena mereka semua itu manusia biasa seperti kita juga, yang kadang benar dan kadang salah, yang pasti mereka bukan manusia sempurna tanpa noda. Mereka para paslon pilpres ini pun saya yakin dengan seyakin-yakinnya tidak ingin bangsa yang mereka/kita cintai ini menuju kearah perpecahan atau kehancuran!!! 

Sekarang dari diri kita jugalah harus kita mulai untuk membuang jauh-jauh perasaan permusuhan yang dapat memecahkan persatuan bangsa kita!! Kita juga harus mulai sadar dengan argumentasi yang beredar yang mungkin tidak bisa di pertanggungjawabkan baik melalui media elektronik atau media sosial. Intinya kita harus cerdas dalam menyikapi segala hal tentang pilpres kali ini yang mana menurut saya dalam tahap cukup menghawatirkan.

Jujurlah, hati kita semua pasti bergetar melihat sikap Hanifan yudani kusumah atlet pencak silat peraih emas di Asian games lalu, bagaimana dia setelah di tetapkan sebagai pemenang dan meraih medali emas dia berlari ke arah tribun penonton VVIP untuk memeluk Bapak Jokowi Widodo dan Bapak Prabowo Subianto secara bersamaan! 

Saya yakin masih banyak lagi masyarakat bangsa ini yang ingin melakukan hal yang sama dengan Hanifan termasuk saya sendiri!! Menurut saya itulah ungkapan sayang masyarakat kecil kepada tokoh-tokoh bangsa ini untuk saling menyejukkan, bukan malah memperkeruh suasana di masyarakat yang tidak ingin bangsa ini terpecah-belah!!!

Jujurlah, apakah kita nyaman dengan keadaan yang sekarang, keadaan yang sebenarnya bukan kita inginkan, karena ini semua bukan budaya dan jatidiri bangsa kita. Saya yakin mungkin hampir semua masyarakat bangsa ini tidak menginginkan bangsa kita hancur lebur atau hancur berkeping keping hanya gara-gara pilpres yang sebenarnya hanyalah pesta demokrasi lima tahunan bangsa ini. Untuk itu mari kita nikmati pesta demokrasi bangsa kita dengan bersukacita bukan dengan berdukacita.

 Wasalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun