Jarak Jakarta Padang sepanjang 1.480 km, sekarang dapat ditempuh dengan waktu 28 jam. Ini memungkinkan dengan berfungsinya TOL Bangkauni ke Palembang Terbanggi sepanjang 189 km yang dapat dicapai selama 4 jam. Bagi kami keluarga jarak Jakarta - Padang, tidak lah dapat kami tempuh secepat itu. Karena saya sendiri sudah hampir 10 tahun tidak melakukan perjalanan ke Padang lewat darat. Faktor lain yang menyebabkan lebih lamanya jarak tempuh adalah karena anak sulung saya Hendry dan mantu Muhammad Hadlim, pulang kampung yang pertama kali ini. Selain yang merisaukan dan membuat was-was adalah, salah seorang yang ikut serta dalam rombongan adalah cucu laki kaki masih berusia 40 hari, anak ketiga dari Muhammad Hadlim dengan anak saya keempat Ayuni Uchra. Dua cucu dari Muhammad Hadlim adalah Alesha, 7 tahun dan Alby, 4 tahun Hendry dan istrinya Fitri dan dua anak yakni Syifa, 11 tahun dan Khaira, 3 tahun, saya dan Istri, total anggota rombongan 11 orang.
Dengan kuatitas penyebaran covid 19 masih tinggi, di Jakarta dan juga di sumatera Barat, kami berangkat dari Puri Indah Jakarta Barat, Jum'at jam 14,00, 18 Desember 2020. Berangkat dengan Nissan Mini Bus dengan penumpang "full". Penataan barang yang dibawa dilakukan dengan efisien dan dalam jumlah yang dibatasi, rongga di bawah jok dimanfaat dengan baik, sampai di plabuhan Penyebrangan Merak jam 15.35, langsung beli tiket. Ada tiket online keberangkatan jam 16.00, quota nya sudah penuh. Karena pembelian tiket online, dua jam sebelum jadual pemberangkatan kapal. Pilihan satu satunya adalah dengan pengganaan tiket regular, yang berangkan jam 18.00. Lumayan, namun memasuki kapal antrain yang cukup panjang, jam 17.00 sudah naik kapal dan jam 20.00 sudah berlabuh di Bangkauni. Turun dari kapal langsung masuk TOL Bangkauni ke Palembang. Dalam perjalanan mampir di rest area KM 49 dan KM 70 untuk ke toilet dan istirahat dan ibadah Saat itu jam 21.30, sepi memang. Namun saat shalat di Mesjid Nurul Hikmah, terasa lebih segar. Mesjid baru dengan asrsitektur dan interior yang apik menarik.
Hendry anak pertama yang menyetir istirahat, digantikan oleh menantu Muhammad Hadlim. Perjalanan lancar, kita sempat mampir di rest area km 70 km. Kembali istrahat setengah jam dan memberikan kesempaatan pada kelima cucu yang ikut untuk turun.
Informasi penyebaran covid 19 semakin meningkat setiap hari mengakibatkan kami semakin khawatir. Bayangkan ada lima anak kecil dari usia 40 hari hingga 12 tahun, dan enam orang dewasa, dua diantara nya lansia (saya dan istri) di satu mobil selama 32 jam. Dalam perjalalnan kali ini, anak anak tidak turun dari kendaraan. Hanya turun buat shalat, dan ke tolilet. Makannan dan minuman dan dibawa dengan cukup. Tidak ada mampir ke rumah makan atau "gerai toko serba ada". Protokol kesehatan, penggunaan masker, cuci tangan dengan air dan sanitizer dijalankan dengan ketat. Semua anak cucu, menantu di dalam mobil pun menggunakan masker.
Alhamdulillah bagi Aidan, dalam perjalanan yang mencapai lebih 30 jam ini, tidak membuat dia gelisah. Dia merasa nyaman di tempat tidur khusus bayi, Hanya se-sekali menangis, karena haus dan atau basah oleh buang air kecil dan BaB.
Mesjid yang nyaman
Selama perjalanan pulang kampung Ini dan mampir di lima Mesjid, tiga diantaranya mempunyai kesan tersendiri. Pertama mesjid Nurul Hikmah di rest Area 49 dan KM 70, aristektur khas, exterior dan interiaor yang menarik, Membuat kesan suasana nyaman dan mendalam, saat beribadah di sana, Tampaknya disain dan arsitektur hampir semua mesjid di jalan TO,L ini, nyaris sama.
Mesjid kedua mengesan kan adalah Mesjid Al Ihsan,, di jalan Lintas Timur, berada di Kecamatan indrasraya, Kabupaten Ogan Ilir di Musi Rawas. Mesjid yang luas bersih dan terawat. Saat kami shalat shubuh disini, hari kedua perjalanan, 19 Desember 2020. kesan itu hampir dirasakan kami semua.
Ketiga adalah Mesjid menjelang Lubuk Linggau yakni di Kabupaten Musi Rawas yakni. Mesjid Babussalam, berada di pinggir jalan lintas Timur. Di seberang mesjid ini ad ataman yang luas nan indah. Halaman belakang dimanfaatkan tanaman buah buahan untuk percontohan bagi jamaah. Paling kurang tiga kali sebelum ini, saya selalu mampir di Mesjid ini, karena memberikan kesan yang dalam.
Al Hamdulillah kami dengan rombongan sampai di rumah besan di Perumahan Cendana Parak Kopi, Padang sekitar jam 11.00, Ahad, 21 Desember 2020. Dalam suasana ceria, besan kami Dr. Hadril Busudin Sps.MH telihat berseri, mennyambut kedatangan anak dan menatu dengan ketiga cucunya, dan anggota rombongan lain. Kami nginap di rumah ini semalam. Esoknya pagi berangkat menuju Sipisang, Palupuah, ketempat kampung istri. Hanya dengan Hen, Hedry, menantu dan kedua putrinya.
Peduli Kampung dan Silaturrahim