Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Halaqah Ulama di Unissula: Membumikan Dakwah Sultan Agung

11 Juli 2018   11:58 Diperbarui: 11 Juli 2018   11:55 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: M. Saekan Muchith 

Kampus Universitas Islam Sultan Agunga (Unissula) Semarang, pada tanggal 11-12 Juli 2018 menggelar Halaqah Ulama Se Jawa Tengah dengan tema " Peluang dan Tantangan Dakwah Generasi Millenial". Kegiatan tersebut akan dihadiri para ulama dan tokoh ditingkat nasional maupun regional Jawa Tengah seperti H. Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI), KH. Cholil Nafis (MUI Pusat), Dr. H. Muklis Hanafi (Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur'an) Kemenag RI, Ulama kharismatik asal Rembang KH. Maemoen Zubair, serta Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Drs. Condro Kirono, MM. MHum.

Tema halaqah ini setidaknya bisa memberi kontribusi nyata tentang bagaimana pola atau pendekatan mendakwahkan Islam sebagai agama yang damai dan toleran (Rahmatan lil'alamiin) pada era millennial.  Akibat ulah sebagian kecil umat Islam yang memiliki pemahaman sempit dan picik terhadap teks al qur'an dan hadis menjadikan Islam seakan akan agama yang radikal, intoleran dan menebar kebencian.

Generasi mellenial dikenal sebagai generasi yang sangat dekat dan selalu bergantung kepada teknologi informasi berupa sosial media (sosmed). Cara berkomunikasi, cara belajar atau memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan juga dilakukan melalui social media. Maka dari itu banyak pihak memanfaatkan sarana sosial media seperti WhatsApp (WA), Line, Facebook, Instagram (IG), Twitter (t) dan Youtube dijadikan media untuk mensosialisasikan nilai nilai ajaran Islam kepada orang lain atau publik (dakwah Islamiyah). 

Tidak sedikit sosial media dijadikan ajang untuk saling menghujat, mencaci maki, saling menyalahkan satu dengan lainnya. Setiap hari masyarakat di suguhi info info  tentang ajaran agama (Islam)  yang berseliweran melalui social media. Ada yang mengandung pesan sangat humanis, juga ada yang radikal. Sebagian pesan ada yang bernuansa provokatif kearah yang penyimpang sebagian lagi memprovokasi ke arah yang lurus atau positif.

Unissula membawa nama besar Raja mataram ke 3 yaitu Sultan Agung Hanyakrakusuma yang berkuasa pada tahun 1613-1645 dan  dikenal sebagai pelopor dakwah Islam secara kultural dalam artian memadukan antara Islam dengan tradisi sehingga Islam benar benar dapat diterima semua pihak. Ada dua bukti yang sangat monomental bahwa Sultan Agung berhasil melakukan dakwah Islam dengan pendekatan kultural yaitu memasukan nilai nilai ajaran Islam kedalam tradisi yang sudah ada ditengah tengah masyarakat yang sebelumnya dipraktikan pemeluk agama hindu-budha.

Pertama, Sultan Agung berhasil menggabungkan dua penanggalan Jawa dengan Hijriyah (Islam) yang dilakukan dengan cara merubah tahun baru Jawa yang semula menggunakan perhitungan syamsiyah diubah dengan perhitungan komariah. Alhasil, sampai saat sekarang awal tahun baru Jawa selalu berbarengan dengan tahun Hijriah. 

Penggabungan dua penanggalan tersebut menghasilkan kalender Jawa-Islam yang juga berimplikasi pada substansi ritual religiusnya. Tidak terasa, masyarakat Jawa yang masih memeluk agama hindu-budha secara pelan pelan mengerti dan memahami serta tertarik kepada agama Islam, karena dalam persepsi mereka, Islam datang bukan merubah dan menolak tradisi melainkan justru agama yang  melestarikanya budaya.

Kedua, Selama menjadi Raja, Sultan Agung mempertahankan dan mengembangkan tradisi yang sudah dilakukan oleh Raja Raja sebelumnya yaitu tradisi sekatenan. Tradisi sekatenan yang dilaksanakan setiap tangal 5 bulan Maulud dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan kepada agama Islam. Sekatenan mengandung makna Syahadatain yaitu dua kalimah sahadat yang harus dibaca oleh setiap umat Islam agar kualitas Islamnya tetap terjaga sepanjang masa. Sekatenan juga bermakna Sakhatain yang berarti usaha untuk menghilangkan dua sifat yang dimiliki oleh hewan dan setan. Sifat yang dimiliki hewan dan setan harus dijauhi manusia karena kedua sifat tersebut akan mendatangkan kerusakan dan kehancuran.

Berdasarkan dua hal itulah, Raja Sultan Agung berhasil meraih kejayaan selama kurang lebih 32 tahun dengan mengibarkan Islam sebgai agama yang cinta damai dan penuh kasih sayang.

Membumikan Dakwah Sultan Agung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun