Gerakan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
1. Pendahuluan
   Studi tentang Islam pada dasarnya adalah bidang yang melampaui aspek normatif dan teologis, mencakup dimensi sosial, budaya, politik, dan akademik juga. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah masalah mendesak telah menarik perhatian para cendekiawan Muslim di seluruh dunia. Salah satu masalah tersebut adalah gerakan untuk islamisasi pengetahuan, yang bertujuan untuk mengubah paradigma ilmiah modern agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.
   Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap dominasi pengetahuan Barat yang cenderung sekuler, positivis, dan memisahkan sains dari nilai-nilai religius. Dalam konteks studi Islam, islamisasi pengetahuan menjadi agenda penting yang bertujuan untuk membangun pandangan dunia Islam yang holistik dan utuh dalam pengembangan pengetahuan.
2. Latar Belakang Munculnya Gerakan Islamisasi Pengetahuan
   Gerakan islamisasi pengetahuan lahir pada akhir abad ke-20 sebagai reaksi terhadap ketidakseimbangan antara kemajuan teknologi dan penurunan moral yang disebabkan oleh sekularisasi pengetahuan. Ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Barat sebagian besar mengabaikan dimensi spiritual dan etis.
   Cendekiawan Muslim seperti Ismail Raji al-Faruqi dan Syed Muhammad Naquib al-Attas mengusulkan islamisasi sebagai usaha sistematis untuk menyelaraskan sains dengan ajaran Islam. Gerakan ini bukan sekadar penolakan terhadap ilmu pengetahuan Barat, tetapi lebih sebagai reformulasi dan reinterpretasi pengetahuan agar berakar pada paradigma yang terpadu.
   Islamisasi pengetahuan menjadi solusi terhadap dikotomi yang sudah lama ada dalam pendidikan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang telah memisahkan kerangka pendidikan Islam. Dalam konteks ini, pengetahuan dipandang tidak netral dan sarat nilai, yang memerlukan panduan menuju prinsip-prinsip Islam.
3. Konsep Islamisasi Pengetahuan
   Islamisasi pengetahuan dapat dipahami sebagai proses meninjau, mengkritik, dan mengintegrasikan pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam. Menurut Ismail Raji al-Faruqi, islamisasi adalah usaha untuk menghubungkan semua cabang pengetahuan pada kerangka tawhid (keesaan Tuhan) sehingga pengetahuan tetap terkait dengan nilai moral dan spiritual.
   Sebaliknya, Syed Muhammad Naquib al-Attas menekankan bahwa islamisasi berarti membebaskan pengetahuan dari unsur-unsur sekuler, ideologi Barat, dan pandangan dunia yang bertentangan dengan Islam.