Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sekali-kali Pandanglah Pancasila Sebagai Cita-cita, Bukan Ideologi

1 Juni 2020   15:23 Diperbarui: 1 Juni 2020   15:27 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit photo : Thejakartapost.com

Sila ketiga merupakan gambaran setiap individu dalam masyarakat Indonesia memandang sesamanya sebagai sahabat yang membutuhkan bantuan.

Sila keeempat adalah perwujudan dari parlemen yang adil dan berani meletakkan keegoisannya.

Sila kelima adalah impian sosial dimana secara hukum dan norma masyarakat kita diperlakukan dengan adil dari berbagai sudut pandang.

Memposisikan Pancasila sebagai cita-cita bukanlah hal yang keliru, karena melihat kondisi di negeri yang makin carut marut. Bekas perpecahan pasca Pemilu 2019 masih memperlihatkan sisa-sisa konfliknya sehingga klaim sebagai pelaksana Pancasila yang benar sering dilakukan dibarengi dengan usaha menjatuhkan kubu lain yang dianggap tidak menghormati Pancasila.

Dari sini saya setuju bilamana Pancasila tidak bekerja sebagai ideologi, namun sebagai "stempel" kebenaran dimana siapapun yang memilikinya dianggap sebagai orang dengan perilaku yang sesuai dengan sila-sila Pancasila.

Tetapi polarisasi ini belum terbukti benar, karena ternyata masih ada orang-orang yang berdamai dari Pemilu 2019, maka kubu orang-orang itulah yang perlu memperlihatkan bahwa Pancasila perlu ditegakkan kembali.

Untuk merestorasi Pancasila dalam pemikiran dan perbuatan, maka diskusi mengenai Pancasila perlu melibatkan integrasi wacana antar elemen masyarakat serta harus dilandasi kepentingan ekonomis setiap elemen masyarakat (Thariq, 2017).

Untuk itu, setiap wacana yang tertampung harus dilihat secara kecil hingga kelompok yang paling kecil sehingga kepentingan mayor dari kubu yang masih bertikai (pro dan oposisi pemerintahan) tidak mendominasi.

Menghidupkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pandangan hidup berbangsa membutuhkan kehadiran dari orang-orang yang berpengaruh.

Meskipun influencer banyak, namun kekuatan dari tingkat profesi macam aparat dan pegawai negeri masih dibutuhkan. Pancasila perlu bertumbuh sebagai budaya di lingkungan kerja kelompok profesi agar penghayatan nilai-nilainya tetap ada (Asmaroini, 2017).

Terdapat banyak pendekatan yang dapat dilakukan agar masyarakat memahami Pancasila sebagai pandangan hidup salah satunya melalui pendekatan multimedia (Jiwandono & Nurbeni, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun