Mohon tunggu...
Muamar👍
Muamar👍 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bermain game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Cuma Cuaca, Ini Aksi Gen Z Hadapi Krisis Iklim dan Kesehatan Mental!

10 Juli 2025   22:09 Diperbarui: 11 Juli 2025   03:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/live/rl6DzlUQ6UQ?si=Jvw71R7JxvNksXE1

Dr. Heru Kasidi -- Ketua Harian Pita Putih Indonesia

Dalam presentasinya, Dr. Giwo Rubianto Wiyogo mengungkapkan bahwa wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh krisis iklim.

"Gen Z harus jadi garda depan perubahan. Mereka punya potensi besar untuk menggerakkan komunitas dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan," ujarnya.

Ia juga menegaskan betapa pentingnya pendidikan yang berlandaskan pada kesetaraan dan dukungan terhadap kelompok yang rentan.
Dalam perspektif ilmiah, Siswanto, Ph. D. menjelaskan bahwa data dari BMKG menunjukkan adanya kenaikan suhu global dan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem. Ia mengingatkan bahwa masalah perubahan iklim bukan lagi sesuatu yang akan datang, namun sudah terjadi saat ini.

"Kalian adalah generasi paling terdampak sekaligus paling berdaya. Aksi nyata, inovasi lokal, dan suara kalian sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan bumi ini," jelasnya di hadapan para peserta.

Memasuki aspek psikologis, dr. Novarianti Yusuf, Sp. KJ(K) menjelaskan bahwa banyak remaja saat ini mengalami kecemasan lingkungan perasaan khawatir dan takut yang berlebihan akibat krisis iklim yang dirasakan tak teratasi.

"Resiliensi mental itu sama pentingnya dengan resiliensi fisik. Kita harus bangun ketangguhan emosional, ruang aman untuk diskusi, dan kolaborasi lintas bidang agar mahasiswa bisa bertahan dan berkembang dalam situasi krisis," pesannya.

Dr. Heru Kasidi juga menyatakan bahwa transformasi besar berawal dari tindakan kecil. Ia mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi pengamat, melainkan menjadi agen perubahan.

"Mulailah dari kebiasaan kecil: kurangi sampah plastik, hemat energi, gunakan media sosial untuk kampanye positif, dan bangun gaya hidup berkelanjutan," ujarnya.

Selain diskusi, acara ini juga dimeriahkan dengan lomba dokumentasi kegiatan melalui Instagram. Mahasiswa diminta membuat vlog atau foto dengan caption bertema lingkungan dan kesehatan, disertai tagar seperti #GenTangguh2025, #PitaPutihIndonesia, #WhiteRibbonIndonesia, dan #SeminarKomunikasiUHAMKA.

Kegiatan ini dipandu dengan antusiasme yang besar oleh Andika Ramadhan Kusuma sebagai pembawa acara. Dua mahasiswa, Hirisa Zahra Sulaiman dan Ega Adili Pratama, juga ikut memimpin jargon pembuka acara serta membagikan motivasi kehadiran mereka. Zahra mengungkapkan bahwa masalah kesehatan mental sangat berhubungan dengan dirinya, sedangkan Ega berharap bisa mendapatkan pengetahuan secara langsung dari para ahli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun