Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Betapa Malang Kompasianer yang Terobsesi Artikel Utama

24 Agustus 2025   21:43 Diperbarui: 25 Agustus 2025   10:00 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artikel Utama Kompasiana (Tangkapan layar Kompasiana)

Mula-mula kompasianer itu mungkin merasa bisa memperalat AI. Tapi, lama kelamaan, karena ketagihan AU, dia sendirilah yang diperalat AI untuk menipu Admin K dan kompasianer lain dengan cara memproduksi artikel-artikel yang tak memiliki nilai otentisitas. Dan tujuan Mefistofeles adalah terus menerus menyebar kepalsuan yang diklaim sebagai keaslian.

Lagi pula, kebablasan menggunakan bantuan AI demi AU Kompasiana itu bisa berujung pada penistaan harkat kompasianer sebagai manusia otonom. Aku ingat nasihat Einstein: intuisi itu karunia, rasio itu hamba setia. AI itu produk rasio, sebuah "alat bantu". Masa sih manusia otonom mau mensubordinasikan otaknya pada "otak" alat bantu". 

Kok jadi serius, ini kan artikel "Humor". Ya, justru karena humor, maka harus ditulis serius. 

Serius atau guyon, aku hanya bermaksud mengingatkan bahwa obsesi AU itu bisa membahayakan otentisitas tulisan. Terutama jika tergoda bersekongkol dengan AI untuk mewujudkan AU. Mungkin itu bukan sebuah kejahatan, selama bukan plagiat, tapi jelas bisa menuntun penulis "bunuh diri".  Ingat, penulis itu harus kreatif, sedangkan AI itu repetitif.

Tapi bila masih obsesif juga, sangat ingin tulisanmu menjadi AU di Kompasiana, sini, aku berikan satu tip. Coba terapkan saja nasihat Bruce Lee: "Ibarat jari yang menunjuk ke bulan. Jangan fokus pada jari itu, atau kau akan kehilangan semua kemuliaan surgawi itu." 

Maksudnya, kalau mau menulis, fokuslah menulis yang benar, baik, dan indah. Lupakan segala kriteria AU dan lain-lain itu. Atau kamu akan gagal maning gagal maning.

Emang bisa gitu?

Ya, bisa banget! Sudah kubuktikan. Tiap kali menulis puisi atau humor di Kompasiana, aku tulis saja dengan tulus,  gak pernah berpikir bahwa tulisan itu akan menjadi AU.  Terbukti,  benarlah demikian, karya puisi dan humorku gak pernah jadi AU.

Sebaliknya dengan kompasianer Ayah Tuah, kawan bergelut kompasianer Felix Tani. Tiap kali menganggit dan mengagihkan puisi, dia selalu berpikir puisinya akan jadi AU. Faktanya cuma dapat label  "Pilihan". Kenapa? Ya, karena dia kompasianer  "cawang biru".

Jangan ketawa. Ayah Tua dan Felix Tani itu fanatikus otentisitas.  Mereka kompasianer setia, menolak selingkuh dengan "alat bantu". [eFTe]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun