Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Efek Mario: Dari Larangan Pamer Harta sampai Panggilan KPK

24 Maret 2023   20:24 Diperbarui: 25 Maret 2023   05:11 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan unggahan layar media sosial mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang terkena "Efek Mario". (Twitter Tangkapan layar/kompas.com)

Pengungkapan fakta hidup mewah ASN itu sejauh ini masih dilakukan netizen lewat medsos. Setelah viral barulah instansi tempat kerja ASN  itu dan KPK bereaksi atau mengambil tindakan.

Kedua,  netizen kita gampang terdistraksi, beralih perhatian pada peristiwa baru yang mungkin lebih menarik, walau tak penting-penting amat. Mungkin gelaran pengadilan Mario masih akan disoroti. Tapi unggahan pamer kemewahan ASN dengan cepat akan dilupakan. 

Dua faktor itu, pemerintah yang tak serius dan netizen yang angin-anginan, akan membuat "Efek Mario" cepat memudar. Pemerintah dan netizen sama-sama tak bisa diandalkan.

Seandainya pemerintah serius, saya pikir ada dua langkah yang mestinya dapat dilakukan.

Pertama, menjadikan LHKPN sebagai dokumen aktif, bukan dokumen pasif yang hanya dibuka saat pejabat yang bersangkutan terindikasi korupsi. 

Jika menjadi dokumen aktif, maka LHKPN harus diklarifikasi setiap seorang ASN/Staf BUMN mulai dan selesai menduduki jabatan tertentu. 

Kedua, mengeluarkan instansi inspektorat jenderal dari semua kementerian dan mengintegrasikannya menjadi satu Badan Inspektorat Nasional.  Ini kurang lebih seperti integrasi perusahaan negara ke dalam Kementerian BUMN atau lembaga riset kementerian ke dalam BRIN.

Integrasi semacam itu dimaksudkan untuk mencegah konflik kepentingan. Inspektorat akan terbebas dari pengaruh atasan dan sejawatnya dalam pengungkapan pelanggaran keuangan oleh pegawai.

Salah satu fungsi yang bisa dilekatkan pada Badan Inspektorat Nasional adalah audit investigasi atas LHKPN pejabat-pejabat negara. 

Tanpa langkah yang sistemik seperti itu, maka penindakan oleh pemerintah pada pejabat negara yang gemar pamer kemewahan, sebagai indikasi korupsi, hanya akan menjadi reaksi "hangat-hangat tahi ayam".  Habis "hangat"-nya tinggallah "bau"-nya. 

Kalau sudah tinggal "bau"-nya saja, ya, semua pihak akan menghindar, bukan? (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun