Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Efek Mario: Dari Larangan Pamer Harta sampai Panggilan KPK

24 Maret 2023   20:24 Diperbarui: 25 Maret 2023   05:11 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan unggahan layar media sosial mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang terkena "Efek Mario". (Twitter Tangkapan layar/kompas.com)

Satu hal yang menarik, pengungkapan gaya hidup mewah, atau pamer kemewahan, bukan hasil identifikasi pemerintah. Katakan misalnya Kemenkeu, Kementerian ATR/BPN, Kemendagri, atau Kemensetneg.  Tapi diungkap oleh netizen lewat medsos dan kemudian diviralkan aneka media daring.  

Netizen memanfaatkan momentum. Larangan ASN dan anggota keluarganya pamer kemewahan itu benar-benar dimanfaatkan. Netizen yang gerah, mungkin juga marah, ingin agar mereka yang doyan pamer di medsos itu berhadapan dengan KPK.

Itulah yang terjadi. KPK benar-benar memanggil para pejabat yang doyan pamer kekayaaan itu klarifikasi jumlah dan sumber harta-bendanya.

"Efek Mario":  Meluas atau Memudar?

Untuk meringkaskan, "Efek Mario" mencakup tiga level berikut.

Pertama, level keluarga, ayah Mario yaitu Rafael Alun telah dipecat jadi ASN Kemenkeu dan harus menghadapi pemeriksaan KPK.

Kedua, level institusi, sejumlah ASN yang terungkap pamer kemewahan telah dinon-aktifkan instansinya, dan telah dipanggil oleh KPK.

Ketiga, level masyarakat, merespon larangan ASN pamer kemewahan, netizen menjadi aktif mengungkap fakta pamer hidup mewah dari sejumlah ASN dan anggota keluarganya.

Menjadi pertanyaan, apakah "Efek Mario" akan merembet lebih luas menjangkau lebih banyak pejabat/ASN yang terdeteksi suka pamer kemewahan? Atau sebaliknya, "Efek Mario" dengan cepat akan memudar seiring peralihan fokus ke persidangan kasus penganiayaan itu nanti?

Hampir bisa dipastikan "Efek Mario" itu akan memudar dengan cepat. Sudah ada preseden kasus korupsi Gayus di Ditjen Pajak. Kasus itu hanya ramai semusim, dan membuat ASN Ditjen Pajak tiarap dua musim.  Setelah itu segala sesuatunya kembali kepada keadadaan semula. (Sampai kemudian kasus Rafael terungkap.)

Ada dua penjelasan tentang pemudaran "Efek Mario" itu.

Pertama, pemerintah tidak tampak bersunguh-sungguh mengungkap gaya hidup mewah dan tak wajar dari para ASN di berbagai instansi pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun