Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sekolah Pukul Lima Pagi dan Etos Kerja Orang NTT

8 Maret 2023   16:16 Diperbarui: 10 Maret 2023   13:01 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani di Desa Manusak, Kabupaten Kupang, NTT, menanam jagung, di lahan gersang. Butuh etos ketja tinggi menjalaninya (Foto: kompas.com/Gransisku Pati Herin).

Suatu keyakinan tentang kerja sebagai kebaikan moral: seperangkat nilai yang mengukuhkan  pentingnya bekerja, dicerminkan oleh hasrat atau tekad  untuk bekerja keras.

Intinya, jika bicara tentang etos kerja maka bicara tentang seperangkat nilai dasar yang mendasari tindakan kerja.

Untuk memahami itu, perlu merujuk teori Max Weber tentang "etika protestan dan semangat kapitalisme" (Lihat:  The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism, New York and Oxford: Oxford University Press, 2011).

Etika Protestan, menurut Weber,  adalah suatu nilai dasar dalam Injil yang menyatakan keberhasilan duniawi adalah pertanda keselamatan abadi (surgawi). Penganut Protestan Calvinis kemudian bekerja keras mencapai keberhasilan ekonomi, sebagai jaminan bagi mereka untuk  kelak diterima masuk surga. Caranya, karunia sumberdaya dari Tuhan mesti dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin sehingga memberikan hasil berlipat ganda.

Rujukannya adalah Injil Matius (25: 14-30). Seorang tuan yang bepergian jauh mempercayakan hartanya kepada tiga orang hambanya.  Hamba pertama mendapat 5 talenta, yang kedua 2 talenta, dan yang ketiga 1 talenta.  Saat tuan itu kembali ke rumah, hamba pertama dan kedua melaporkan talentanya  masing-masing sudah dikembangkan menjadi lipat dua. Karena itu mereka berhak masuk ke dalam "rumah kebahagiaan".  Sementara hamba ketiga tidak mengembangkan talentanya, sehingga upahnya adalah masuk ke "rumah penderritaan".  

Kata Weber etika Protestan itu menjadi faktor pemicu sukses ekonomi di kalangan umat Protestan Calvinis pada tahap awal kapitalisme di Eropa.  Kesimpulan Weber ini kemudian menjadi salah satu tesis pokok dalam teori modernisasi, teori yang mendasari proses-proses pembangunan di Indonesia.  

Dikatakan, agar perekonomian bangsa Indonesia maju, maka orang Indonesia harus punya etos kerja yang kuat.  Hal itu semacam anti-tesis untuk anggapan bahwa orang Melayu, termasuk Indonesia, itu malas. Kendati itu  sebuah anggapan sesat yang dinarasikan pemerintah kolonial sebagai justifikasi untuk tindakan represif dan ekstraktif.

Sampai di sini,  cukup jelas, ya.  Bicara etos kerja berarti bicara tentang nilai pokok yang mendasari tindakan kerja manusia.  Kita catat dulu itu.

***

Sekarang tentang etos kerja orang (manusia) NTT.

Ini perlu dibuat jelas.  Sebab klaim "masuk sekolah pukul lima pagi untuk membentuk etos kerja" itu  bermakna "manusia NTT tak punya etos kerja".  Karena itu perlu dibentuk lewat proses-proses persekolahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun