Seabrek penghargaan sudah diterima Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Dari lembaga dalam negeri dan luar negeri.
Sebuah penghargaan tentulah diterima atas sebuah prestasi. Apa saja prestasi Anis Baswedan, dasar penghargaan itu, silahkancari tahu sendiri.Â
Bukannya saya tidak tahu. Anda juga perlu proaktif. Jangan maunya diloloh saja. Masa bayi (infant period) sudah lewat, bukan?
Tapi ada satu penghargaan yang saya yakin belum diterima Anies Baswedan. Itulah Penghargaan Bahasa. Padahal, itu bidang kepiawaian utama Anies Baswedan. Kepiawaian mengolah kata.
Sekurangnya saya mencatat empat kata/frasa yang diperkenalkan Anies ke dalam khasanah bahasa pembangunan di Jakarta. Â Saya urutkan di bawah ini.
|rumah lapis|Â
Frasa "rumah lapis" diperkenalkan Anies untuk membedakan konsep pemukiman yang digagasnya dengan "kampung deret" dan "rumah susun".Â
"Rumah lapis" itu katanya di bawah 8 lantai. Sedangkan "rumah susun" bisa sampai 16 lantai.Â
Secara teknis, istilah "rumah lapis" mungkin memang lebih presisi dibanding "rumah susun" dan "kampung deret". Kata "lapis" itu bersusun secara vertikal ke atas, seperti kue lapis. Sedangkan kata "susun" dan "deret" bisa menunjuk pada tata vertikal maupun horizontal.
Kata "lapis" bahkan menunjuk tata vertikal juga di lapangan sepakbola yang horizontal. Ada istilah "naik" (menyerang) dan "turun" (bertahan). Kata "naik" dan "turun" itu konotasinya kan vertikal, ya.