Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mati Ketawa Cara Kompasiana

15 Februari 2022   06:41 Diperbarui: 15 Februari 2022   15:26 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari hellosehat.com

Orang sedang tertawa itu tampak cantik atau ganteng. Tergantung jenis seksnya. 

Jadi kalau kamu ingin terlihat cantik atau ganteng, tertawalah. Bahkan kecantikan atau kegantenganmu saat tertawa mampu menutupi fakta keomponganmu. Semisal gusimu ompong melompong.

Tertawa itu perlu alasan kocak yang logis. Sebab kalau kamu tetiba ketawa tanpa alasan kocak yang logis, maka ada tiga kemungkinan. Kamu pemeran bajingan dalam sinetron lokal; kamu pasien yang kabur dari RSJ; atau, kamu sesosok kuntilanak.

Kamu bisa menemukan di sembarang tempat alasan kocak logis untuk ketawa. Mulai dari kakus cemplung di kolam tempat kamu mancing ikan. Sampai ke kakus hotel bintang lima yang membunuh hasrat buang hajatmu karena kelewat mewah.  

Tapi kalau kamu ingin dibilang cerdas, Engkong Felix sarankan carilah alasan kocak logis itu di laman blog sosial Kompasiana. Di sana kamu pasti sukses mati ketawa. Engkong sebut itu "mati ketawa cara Kompasiana". 

Engkong yakin kamu terlalu cerdas untuk gagal menemukan alasan kocak logis di Kompasiana. Karena itu Engkong hanya akan beri beberapa contoh yang tak terlalu kocak.

Simak baik-baik sejumlah fakta yang hanya ada di Kompasiana:

  • Ada artikel yang mengandung kesalahan data dinaikkan menjadi Artikel Utama (AU). (Alasannya, entahlah.)
  • Ada artikel tip menulis artikel supaya jadi AU tapi artikel itu sendiri gagal jadi AU. (Alasanya, tip belum dipraktekkan saat menulis artikel itu.)
  • Ada artikel yang mengutip arti kata dalam kamus dicap sebagai plagiat.
  • Ada kompasianer yang rajin menawarkan ramuan obat kuwat AU tapi artikelnya sendiri tak kunjung AU. (Alasannya, lupa minum obat).
  • Ada artikel yang sempat jadi AU, tapi beberapa menit kemudian mendadak ghosting, jadi artikel "biasa biasa saja". (Alasannya, Admin mungkin ngantuk sehingga salah pencet.)
  • Ada kompasianer yang mendapat K-Rewards besar saat jumlah UV kecil, tapi sebaliknya mendapat K-Rewards kecil saat jumlah UV besar.
  • Ada kompasianer tante-tante yang tak kunjung "mati" walau sudah berulang-kali "dibunuh" Admin K.
  • Ada kompasianer yang minta artikelnya divote dan dikomentari agar memenuhi syarat K-Rewards, tapi dia sendiri tak pernah memberi vote dan komentar pada artikel kompasianer lain. (Alasannya, hadeuh, gagal paham, gue.)
  • Ada kompasianer yang meradang karena dibilang artikelnya sampah, padahal mungkin benar sampah.
  • Ada kompasianer yang komentarnya sama untuk semua kategori artikel: "Dahsyat", "Apik bermanfaat", dan "Terimakasih atas pernak-pernik". 
  • Ada kompasianer yang terobsesi menjadi Admin Kompasiana tahun 2222.
  • Ada kompasianer yang rajin menulis humor dengan alasan "menabung pahala", padahal alasan sebenarnya karena artikelnya tak pernah lagi AU. 
  • Ada kompasianer kakek dan nenek yang dapat jatah AU sekali setahun, tapi ada kompasianer yang dapat jatah dua kali AU dalam sehari.
  • Ada kompasianer yang mati-matian mempertahankan centang hijaunya dengan cara menulis puisi tiap hari.
  • Ada kompasianer jomlo yang puasa nulis di Kompasiana karena sibuk berkebun cengkeh. (Alasannya, K-Rewads dan Kompasianival Award tak cukup untuk bayar belis. Sebab belis tak bisa diskon.)
  • Ada Admin yang piawai memainkan jurus bisu-tuli saat mendapat banjir tanya dan kritik dari para kompasianer.
  • Ada hadiah voucher yang hanya bisa digunakan setelah daluarsa, dengan cara reimburse pakai duit sendiri.
  • Ada apa lagi, ya.

Engkong sudah bilang, kamu terlalu cerdas untuk tak menemukan alasan kocak logis untuk tertawa di Kompasiana.

Karena itu tertawalah saat membaca Kompasiana. Agar kamu disangka seorang manusia cerdas. (eFTe)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun