Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kompasianer "Kompak Ora Kompak Waton Somplak"

18 Januari 2022   06:21 Diperbarui: 18 Januari 2022   07:20 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Somplak itu keren, kompak itu cemen. -Felix Tani

Kompak ora kompak waton somplak. Kompak tak kompak yang penting (otak) somplak.

Pepatah di atas meniru pitutur Jawa "Mangan ora mangan waton kumpul". Maksudnya, persatuan di antara kita lebih penting ketimbang kebutuhan perut masing-masing.

Logikanya begini. Kalau kita bersatu, maka lebih mudah bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan perut secara adil. Sebaliknya, kalau masing-masing mendahulukan perut sendiri, maka yang akan terjadi adalah rebutan berujung kelahi.

Jelas di situ, fokus atau tujuannya adalah "persatuan" (waton kumpul) dan strategi pencapaiannya adalah "askese" atau "penyangkalan kepentingan lahiriah pribadi" (mangan ora mangan).

Gak ada yang protes, kan? Sarujuk ora sarujuk meneng ae, inggih?

Sekarang tentang semboyan "Kompak ora kompak waton somplak!"  Kompak tak kompak yang penting (otak) somplak.

Fokus pada frasa "waton somplak", ya. Secara harafiah somplak itu artinya sompek, tercuil sedikit di tepi atau pinggiran. Semisal piring, pinggirannya tercuil dikit. Namanya jadi piring somplak.

Kalau dikenakan pada manusia, label somplak itu menunjuk pada "otak tercuil sedikit". Maka dikatakan "otak somplak".

Indikator otak somplak itu, ya, "kompak ora kompak".  Maksudnya perilaku yang menyimpang dari keumuman. Pikiran, tindakan, dan perangkatnya beda sendiri. Pokoknya, lain dari yang lain, deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun