Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Belum Menang, Thailand Belum Kalah

29 Desember 2021   23:04 Diperbarui: 30 Desember 2021   05:28 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong dan pelatih Thailand Alexandre Polking saling memberi peluk sportif (Youtube AFF Cup 2020)

Apakah saya harus menangisi empat gol tanpa balas yang lesak ke gawang Indonesia? Tidak! Tapi juga saya tak hendak tertawa untuk Thailand. 

Untung ada Nadeo di bawah mistar gawang. Kalau bukan dia yang di situ, gawang Indonesia mungkin sudah kebobolan delapan gol. 

Kiper muda Indonesia ini harus tampil berjibaku sendiri. Mati-matian menyelamatkan gawangnya dari gempuran penyerang Thailand. Seolah tak ada bek di garis pertahanan Indonesia saat itu.

Sehebat-hebatnya Nadeo, dia bukanlah Musashi yang bisa menaklukkan 50 orang samurai dalam satu pertempuran. Juga bukan Bruce Lee yang bisa menaklukkan satu perguruan karate.

Thailand terlalu cepat, kuat, dan presisi. Empat gol kemenangan Thailand dalam laga leg 1 Final Piala AFF 2020 (Rabu, 29/12/2021 pk. 19.30), diperoleh sebagai hasil sinergi tiga keunggulan itu. 

Semua gol Thailand itu tercipta dari bola hidup, bukan bola mati. Itulah sepakbola sejati. Seperti yang saya bayangkan bisa dimainkan Indonesia.

Kecepatan (lari), kekuatan (tendangan), dan presisi (passing dan sasaran tembak) penyerang Thailand membuat pemain Indonesia tampak terlalu lamban, lemah, dan tak presisi. Seolah-olah tak ada perlawanan dan  pertahanan.

Kemampuan pertahanan Thailand sebenarnya tak hebat-hebat amat. Masih bisa ditembus dengan tiki-taka cepat-tepat.

Buktinya, ada sedikitnya empat kesempatan gol bagi Indonesia. Tapi tak mampu diselesaikan dengan baik. 

Kenapa? Ya, sekali lagi, karena penyerang Indonesia kurang cepat, kurang kuat, dan kurang presisi di lingkar area penalti Thailand. Penyelesaian peluang emas yang buruk. Jika peluang macam itu didapat pemain Thailand, pasti jadi gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun