Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Beda Pengusaha Arab dan Indonesia

11 September 2021   06:31 Diperbarui: 11 September 2021   13:37 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pengusaha Arab sudah sibuk menghitung untung, sementara pengusaha Indonesia masih sibuk cari aman." -Felix Tani 

Satu setengah tahun mencomblang pengusaha Arab dan Indonesia untuk kerjasama agribisnis telah bikin kepala saya pening. Karena ada satu perbedaan yang sukar didamaikan, tapi pasti bisa.  

Perbedaan cara pandang terhadap satu proposal bisnis. Itulah soalnya.

Cara pandang pengusaha Arab: Apakah bisnis ini menguntungkan secara ekonomi? Seberapa besar keuntungannya? 

Jika bisnis itu memberi keuntungan besar, maka proposal bisnis langsung diterima.

Cara pandang pengusaha Indonesia, kebetulan BUMN: Apakah bisnis ini aman secara hukum? Seberapa besar keamanannya?

Jika bisnis itu memberi keamanan besar, maka proposal bisnis bisa diterima. (Pengusaha Arab sudah menemukan untungnya.)

Beda cara pandang itu bikin proses negosiasi jadi ribet. Pengusaha Arab, karena sudah yakin akan keuntungan bisnis, maunya cepat-cepat mewujudkan kontrak bisnis. Lalu masuk tahap operasional.

Prinsip pengusaha Arab, keuntungan jangan ditunda.

Sementara pengusaha Indobesia, karena harus yakin aman secara hukum, sibuk dulu dengan tetek-bengek legalitas formal. Harus ada surat resmi ini dan itu, notulen rapat ini dan itu, persetujuan pejabat birokrasi ini dan itu, dokumen studi kelayakan ini dan itu, dan lain-lain yang sifatnya legal-formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun