Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Matinya Oskar Si Kadal Jakarta

20 Agustus 2021   08:34 Diperbarui: 20 Agustus 2021   08:36 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kadal pohon (Foto: DSlight_photography/Shutterstock via kompas.com)

Karena kucing, penjaga keamanan, itu takbecus maka harus Engkong yang turun-tangan membasmi tikus. Engkong menggunakan metode bauran: racun dan perangkap sekaligus.

Racun yang digunakan adalah racun instan "coklat hijau". Disebut begitu karena bentuknya serupa coklat batangan berstruktur kotak-kotak siap potek. Engkong tak pakai racun olahan, semisal menggunakan media tomat anjuran A.R. Saleh di Kompasiana. Soalnya tikus-tikus metropolitan Jakarta kini lebih suka makanan cepat-saji.  

Perangkap juga mesti pakai umpan. Sebab serupa pejabat korup masuk perangkap, tak ada tikus  yang sudi masuk perangkap tanpa umpan. Kepala ikan goreng atau ikan asin goreng adalah umpan favorit tikus. Mereka rela masuk perangkap demi umpan klasik itu.

Jika tikus masuk perangkap, maka tak perlu dibunuh. Engkong tinggal menjemurnya di bawah sinar matahari. Setelah beberapa hari, tikus akan mati sendiri. Tinggal dikubur jadi pupuk organik.

Yang repot, jika tikus mati keracunan. Tak bisa ditemukan bangkainya sebelum meruapkan bau busuk seantero pekarangan. Susahnya, Engkong harus mengendus sumber bau menggunakan masker. 

Beruntung kalau bangkai ketemu di antara tetanaman. Tinggal kubur di tempat. 

Tapi ribetlah  kalau bangkai tikus itu ketemu di dalam ruang mesin mobil. Harus pakai senter dan senar jerat untuk mengangkatnya. Itu tak mudah untuk Engkong yang matanya sudah rabun dekat.

Begitulah, kemarin bau busuk bangkai menyeruak lagi di pekarangan. Engkong heran sebab tak pasang racun tikus dalam dua hari ke belakang. Tapi Engkong tetap cari juga sumber bau itu. Siapa tahu ada tikus makan racun di pekarangan tetangga tapi matinya di pekarangan Engkong.

Endus punya endus dari balik masker, akhirnya Engkong menemukan sumber bau itu. Ternyata bukan bangkai tikus, Saudara-Saudara. Tapi bangkai Oskar Si Kadal Jakarta.

Engkong segera melakukan otopsi kilat untuk mengetahui penyebab kematian Oskar. Ditemukan fakta kepalanya remuk bekas gigitan, perutnya sobek bekas cakaran, dan ekornya nyaris putus karena gigitan. Kesimpulan: Si Kucinglah pembunuhnya.

Engkong meradang. "Dasar kucing biadab," kutuknya, "bukannya menangkap tikus pencuri tiada guna. Malah membunuh kadal saratguna tanpa dosa. Demi bangsa kadal, Engkong akan menghukummu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun