Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

PPKM Level-0 dan Kelangkaan Uang Receh di Gang Sapi Jakarta

3 Agustus 2021   20:19 Diperbarui: 4 Agustus 2021   05:17 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen pagi Gang Sapi lagi sepi, dulu sebelum pandemi (Dokpri)

Maka selama dua bulan ini, Bang Jaka konsisten tinggal di rumah. Dia beraktivitas dari rumah. Ibadah, kerja, silaturahim, dan belanja daring.

Sepanjang hari kini dia bertemu istrinya. Kalau dihitung per jam tatap muka, jam pertemuan dengan istrinya selama 2 bulan terakhir lebih lama ketimbang selama 2 tahun perkawinannya.

Tinggal di rumah saja sudah pasti banyak masalah.  Mode aktivitas daring memang efisien. Soal efektivitas, bisa diperdebatkan. Bang Jaka beli beras, kutuan; beli ikan basah, gak segar lagi; beli daging, juga gak segar lagi. Yang gituan efektif gak, sih. 

Masalah utama warga Jakarta sejak  PPKM Darurat adalah kelangkaan oksigen, obat-obatan, dan tempat tudur rumahsakit. Tapu anehlah Bang Jaka. Bukan itu masalah genting baginya kini.  

Masalah terbesar bagi Bang Jaka kini adalah kelangkaan uang receh. Dia sangat memerlukan uang pecahan Rp 5,000 untuk tip. Tip untuk Mas/Mbak Ojol yang mengantar pesanan sembako, makanan, dan barang-barang kebutuhan lain. Juga tip untuk Mas Ekspedisi yang mengambil paket ke rumah.

"Ada uang limaribu, gak?" Tanya Bang Jaka kepada istrinya.

"Gak ada. Limapuluh ribu, mau?"

"Gak. Maunya limaribu!"

PPKM Darurat dan PPKM Level-4 telah mengubah nilai uang di rumah Bang Jaka. Uang receh pecahan Rp 5,000 lebih penting dibanding uang pecahan  Rp 50,000.Bang Jaka kini gak punya uang pecahan Rp 5,000 barang selembar pun. Krisis, tragis.

"Oii! Masuk!Ada petugas kelurahan!" Terdengar teriakan peringatan Bang Oji di mulut gang. Warga yang tadinya bergosip di depan rumah, langsung pada masuk. Nanti, kalau petugas sudah pergi, ya, keluar lagi. Gosip lagi.

Begitulah Gang Sapi Jakarta. Warganya percaya ada  pandemi Covid-19. Juga tahu prokes Covid-19. Tapi hanya sebagian warga yang patuh. Lainnya ogah-ogahan prokes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun