Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kosmas Balembang, Pahlawan Solidaritas dari Makasar

2 April 2021   18:58 Diperbarui: 3 April 2021   06:52 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kosmas Balembang (Foto: coconuts.co/video screengrab))

"Waktu itu beberapa umat mau keluar, pagar mulai terbuka. Ada yang keluar dan ada yang masuk, jadi saya tahan, tiba-tiba meledak, langsung saya bilang, 'Tuhan, tolong saya'." -Kosmas Balembang [1]

Katedral Makasar, Minggu 28 Matet 2021, pukul 10.30.  Misa Minggu Palma baru usai. Umat berjalan keluar dari gereja melalui gerbang depan.  Saat bersamaan, umat yang hendak mengikuti misa berikutnya juga masuk lewat gerbang yang sama.

Tiba-tiba Kosmas Balembang, relawan keamanan Katedral, dikejutkan kedatangan pemotor berboncengan  yang memaksa masuk ke halaman Katedral. Penumpangnya dua orang.

Kosmas merasa ada yang tak lazim. Dia sudah menjadi relawan di situ sejak kanak-kanak, menemani almarhum ayahnya. Dari pengalaman, dia bisa membedakan tampilan dan pakaian orang yang mau ibadah dan yang bukan. 

Nuraninya mengatakan, pemotor ini bukan hendak beribadah. Spontan, Kosmas pasang badan menghadang pemotor tak lazim itu, sambil merentangkan kedua tangannya. 

Dan ... bum ... sebuah bom bunuh diri meledak di tubuh dua orang pemotor itu. Keduanya, pasangan suami-istri, ternyata adalah teroris. Orang yang siap mati untuk menciptakan ketakutan dalam masyarakat, demi memperjuangkan tujuan politik tertentu.

Ajaib. Kosmas selamat, sehat walafiat. Hanya luka bakar ringan di dada dan perut. Tak ada korban jiwa di kalangan umat, tapi ada 20 orang  mengalami luka ringan sampai serius. Sementara kedua teroris itu tewas dengan tubuh hancur berkeping-keping.

Tentu ada penjelasan logis mengapa Kosmas selamat tanpa cidera berarti.  Mungkin saja bom meledak di antara dua tubuh teroris itu. Sehingga semburan materialnya teredam oleh tubuh mereka, tak menjangkau tubuh Kosmas. 

Tapi, andai pun begitu,  atas kehendak siapakah Kosmas tepat berdiri di titik aman?  Kendati merasakan ketaklaziman, Kosmas tidak pernah berpikir pemotor itu pelaku bom bunih diri. Dia hanya melakukan gerak menghadang efektif, bukan mengambil posisi aman. 

Tuhan, ya, Tuhanlah yang telah menempatkan Kosmas pada posisi itu. Tepat seperti seruan doanya, "Tuhan, tolong saya!"

***

Siri na pacce. Rasa malu yang pedih, harga diri yang kukuh. Itu adalah kecerdasan sosio-emosional yang mendarah-daging pada diri setiap individu Makasar (dan Bugis) sejati. Suatu nilai empati sosial, atau solidaritas sosial yang menjiwai setiap orang Makasar. 

Nilai itu pula yang mendarah-daging pada diri Kosmas. Nilai solidaritas sosial, terwujudkan dalam rupa tanggungjawab sosial akan keamanan umat yang beribadah di Katedral. Nilai itu diwariskan dari ayahnya, petugas keamanan Katedral semasa hidupnya.

Nilai kultural asli Makasar itu teranyam dengan nilai iman Katolik, kasih pada Tuhan dan sesama, dalam diri Kosmas. Kalau bukan karena kasih, sulit memahami laku Kosmas, yang rutin mengamankan Katedral, dari sore sampai malam, seusai tugas sebagai pegawai tatausaha di SMP Katolik setempat. Dia dipercaya pastor kepala Katedral untuk melakukan itu, karena kesetiaan dan dedikasinya yang tinggi.[2]

"Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri." Itulah inti solidaritas sosial menurut iman Katolik. Kasih pada sesama, cermin kasih pada Tuhan, itulah yang menjiwai setiap tindakan Kosmas dalam tugasnya sebagai pengemban keamanan  Katedral. Dia harus menjaga keamanan umat, seperti menjaga keamanan diri sendiri.

Siri na pacce berjalin dengan cinta-kasih pada sesama. Itulah semangat kemanusiaan Kosmas. Dia seratus persen Makasar seratus persen Katolik. Agama tak menistakan etnisitas, iman tak mengharamkan nilai budaya. Kosmas adalah teladan umat beriman tanpa kehilangan identitas budaya.

Sinergi siri na pacce dan hukum cinta-kasih telah menuntun Kosmas menjadi pahlawan solidaritas sosial. Dia telah menjadi "juru selamat" untuk sesamanya manusia, umat Katolik Katedral Makasar. 

Itu terjadi bukan karena rancangan Kosmas sendiri, melainkan karena rancangan Tuhan. Pengamalan hukum cinta kasih (iman Katolik) dan nilai siri na pacce, sinergi dua kekuatan solidaritas itulah, yang telah menempatkannya pada posisi itu.

***

Kepahlawanan adalah anugerah Tuhan, bukan prestasi terencana. Seseorang yang tiba pada posisi itu adalah manusia yang terberkati. 

Dia tak mesti seorang kudus, tapi jelas orang yang hidupnya dituntun oleh iman agamanya dan nilai luhur budayanya. Iman dan nilai budaya yang membentuk jiwa solider yang kuat pada dirinya.

Kosmas, pahlawan solidaritas itu, adalah teladan bagi prinsip "semakin beriman (dan berbudaya), semakin solider." Dia adalah teladan yang hidup untuk pengamalan prinsip itu. 

Itu sebuah teladan khas Kristiani: dilakonkan oleh orang kecil. Seperti halnya murid-murid Yesus juga datang dari kalangan marjinal, semisal nelayan miskin dan pengutip cukai.

Kosmas, berkat karunia Tuhan, telah meneladani umat Katolik sebuah laku pahlawan solidaritas, tepat di Minggu Palma, awal Minggu Suci Paskah 2021. Bukan karena maunya, tapi buah dari iman Katolik yang bersinergi dengan nilai budaya Makasar. 

Kosmas adalah inspirasi yang hidup untuk pesan imani Paskah: pengorbanan untuk sesama manusia. Indahnya, itu diringkas Kosmas dalam tiga kata penyerahan diri: "Tuhan, tolong saya!" (efte)

Rujukan:

[1] "Kosmas Cerita Hadang Bomber Makassar: Tuhan Tolong Saya," AntaraNews-DetikNews/detik.com, 29/3/2021.

[2] "Profil Kosmas, Pegawai TU SMP yang Jadi Pahlawan di Tragedi Bom Makassar," detikNews/detik.com, 30/3/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun