Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Batak Tidak Makan Babi dan Anjing Tiap Hari

21 Mei 2020   17:17 Diperbarui: 21 Mei 2020   18:24 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sebuah pesta adat orang Batak Toba (Foto: tobatabo.com)

Keluarga Batak itu makan daging, entah itu ayam, babi, atau ruminansia (kuda, kerbau, lembu) jika ada ulaon, kegiatan, yang bermuatan adat.  Sekurangnya  terdapat empat momen upacara semacam itu.

Pertama, menjamu tamu keluarga dari salah satu unsur Dalihan Natolu  yaitu hula-hula, dongan tubu, dan boru.   Jika hula-hula atau dongan tubu datang bertamu, maka lazim dijamu dengan indahan na las dohot lompan juhut na tabo, nasi hangat dan lauk daging yang enak. Jika boru yang bertamu, maka dijamu dengan lauk ikan mas arsik.  

Kedua, makan bersama keluarga luas untuk merayakan hari besar, khususnya Hari Natal dan Tahun Baru.  Keluarga-keluarga Batak lazim berkumpul di rumah orangtua pada saat hari besar tersebut.  Pada kesempatan itu lazim dipotong seekor anak babi, atau dibeli kiloan dari pasar, atau diperoleh melalui pranata binda (urunan sekampung beli babi/kerbau).

Ketiga, merayakan atau menjalankan upacara ritus peralihan anggota keluarga.  Mulai dari kelahiran, sidi (pengakuan iman),  merantau (sekolah atau kerja), perkawinan, sampai kematian. Pada tiap momen peralihan kehidupan itu, keluarga akan menjalan acara adat, yang mempersyaratkan jamuan indahan na las dohot lompan juhut na tabo.  Karena pada setiap upacara adat tersebut, selalu hadir kerabat dari ketiga unsur Dalihan Natolu.

Upacara adat peralihan yang paling kompleks adalah perkawinan dan kematian.  Upacara ini melibatkan seluruh kerabat luas, orang sekampung, dan umat segereja. Jamuan pada upacara-upacara ini lazim mengorbankan 3-5 ekor babi besar atau 1 ekor kerbau.  

Keempat, pesta adat penghormatan pada leluhur sekaligus penguatan ikatan kekeluargaan.  Pesta ini bisa hanya mencakup kelompok kekerabatan saompu (satu tetua). Misalnya pesta peresmian tambak, kuburan batu tempat tulang-belulang para tetua keluarga. Atau pesta pemindahan tulang-belulang tetua ke tambak.

Bisa pula pestanya lebih besar dari itu, mencakup kelompok semarga. Misalnya  pesta peresmian tugu marga Sinaga (Toga Sinaga) sedunia di Urat, Samosir.

Pesta yang paling besar mencakup kelompok marga-marga satu leluhur. Misalnya pesta peresmian tugu Siraja Oloan di Bakkara.  Pesta ini melibatkan semua marga turunan Siraja Oloan yaitu Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite, dan Simanullang.  

Dalam pesta adat besar seperti itu, lazim disembelih sejumlah hewan babi dan sedikitnya seekor kerbau atau kuda. Itu adalah momen makan daging dalam porsi cukup besar  bagi orang Batak.

Pesta adat itu juga tidak sekadar makan bersama. Dia adalah pemanggungan pengakuan atas status dan relasi sosial berdasar adat Dalihan Natolu. Hal itu dilakukan melalui pembagian jambar, bagian tubuh hewan santapan yang menunjuk pada status sosial adat tertentu.  

Begini pola umum pembagian jambar, dalam hal ini jambar juhut (lauk daging) dalam masyarakat Batak Toba. Misalkan daging babi, maka ulu (kepala) menjadi hak raja adat, rungkung (leher) untuk boru, soit (paha dan kaki) untuk dongan tubu, somba-somba (punggung dan rusuk) untuk hulahula (termasuk teman sekampung, sahabat karib, dan pemerintah), dan ihur (bagian belakang) untuk hasuhuton (tuan rumah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun