Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Krisis Suksesi Pemangku Tenun Tradisi Nusantara

17 Januari 2019   10:15 Diperbarui: 17 Januari 2019   13:51 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Penenun songket Desa Sukarara di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Saya juga tak punya solusi jitu untuk mengatasi krisis suksesi tersebut. Tapi jika sebuah solusi hendak dirumuskan, ada baiknya memperhatikan dua hal ini.

Pertama, tenun tradisi hendaknya tidak dimasukkan dalam kategori "industri kerajinan rakyat", tetapi "industri kreatif", sebab penenunan adalah proses menulis teks budaya pada selembar kain. 

Kategori industri kreatif ini mungkin bisa menarik minat generasi milenial untuk belajar dan kemudian  menekuni tenun tradisi sebagai sebuah "bisnis yang menantang".  Sangat mungkin dengan kemampuan mereka dibidang teknologi digital, akan dihasilkan inovasi produksi tenun tradisi dengan perangkat tenun berbasis digital.

Tentu mereka juga perlu menguasai teknik bertenun manual.  Sebab nilai kain tenun sebenarnya terletak pada passion dan ritus yang dijalani selama proses penenunan berlangsung secara manual.

Kedua, karena pemangku tenun umumnya perempuan, dan ini memang domain perempuan, maka suksesi pemangku tenun seyogyanya diintegrasikan dengan gerak gender mainstreaming dalam pengembangan industri kreatif.

Tenun tradisi nusantara itu berpotensi besar sebagai distinctive advantage untuk perempuan Indonesia dalam persaingan industri kreatif global. Demikian pendapat saya, Felix Tani, petani mardijker, seorang pengumpul tenun tradisi yang parah.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun