Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kita, Jokowi, Anies dan Politik "Baperisme"

22 Februari 2018   08:18 Diperbarui: 22 Februari 2018   08:44 11933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
blog.carreirabeauty.com

Opini itu dibangun sambil melupakan kemungkinan  Pak Anies sebenarnya sedang bermain peran korban (playing victim) dengan cantik. Sebab sungguh kecil kemungkinan Pak Anies tidak tahu bahwa namanya tidak tercantum sebagai orang yang akan mendampingi Jokowi. Lalu mengapa pula harus  berdiri mengikuti presiden?

Opini lanjut dibangun pula. Katanya  insiden itu bisa menurunkan elektabilitas politik Pak Jokowi selaku capres 2019. Tapi sebaliknya bisa meningkatkan elektabilitas Pak Anies,  sebagai calon  pesaing  Pak Jokowi. Nah, ini indikasi Pak Anies akan maju jadi capres 2019 di atas basis isu baperisme.

Yang namanya  isu  baperisme itu sudah pasti murahan. Tapi  karena  efektif lagi efisien  untuk mendukung elektabilitas atau setidaknya popularitas seorang tokoh, ya, jadinya laris manis.  Ini memang cocok dengan tipe masyarakat kita yang lebih suka mengedepankan emosi ketimbang rasio, sensasi ketimbang esensi.

Maka   kita agaknya harus siap menerima fakta seseorang bisa terpilih jadi kepala daerah atau bahkan mungkin jadi presiden tahun 2019  di atas isu-isu baperisme. Ojo gumunan, ojo kagetan, karena toh sudah ada Amerika Serikat sebagai contoh besar. Rakyat AS telah memilih Donald Trump yang "pinter ngomong" menjadi presiden di atas basis isu  rasial. Apa yang mereka dapatkan setelahnya, itu masalah lain lagi.

Baperisme agaknya telah mendefinisikan ulang  politik  sebagai "seni  mengkapitalisasi isu baper yang murah-meriah untuk meraih kekuasaan". Jika benar begitu, semakin jauhlah perjalanan bangsa ini menyimpang dari cita-cita kemerdekaan, yang selalu dibacakan tiap tanggal 17 Agustus.

Tapi mudah-mudahan pendapat saya ini keliru,  cuma karena teseret baper juga.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun