Mohon tunggu...
M Taufik
M Taufik Mohon Tunggu... Guru - Let move to reach the dreams

Menjadi guru sejak tahun 1988

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lockdown versus Belajar dari Rumah

9 Mei 2020   20:37 Diperbarui: 9 Mei 2020   20:47 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak merebaknya wabah coronavirus disease-19 (covid-19) dan terbitnya berbagai surat edaran mulai dari Menpan, Mendikbud, Gubernur, Bupati, Sekda, Disdik Provinsi dan Disdik Kabupaten  yang memberlakukan aktivitas pembelajaran melalui moda daring di satu sisi merupakan tantangan bagi satuan pendidikan untuk bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran kelas maya tetapi di sisi lain masalah baru justru terjadi pada diri peserta didik dan orang tua. 

Sisi positif dari pembelajaran dengan moda daring adalah memaksa guru dan peserta didik untuk melek IT dan mampu memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran dengan harapan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik selama masa lockdown 14 hari. 

Namun sisi negatifnya tidak sedikit peserta didik yang belum memiliki HP android yang bisa digunakan untuk beraktivitas belajarnya dan beban biaya orang tua bertambah untuk memfasilitasi putra-putrinya untuk membeli kuota agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran daring yang diberikan oleh guru. Ada juga satuan pendidikan yang hanya "merumahkan peserta didik" begitu saja tanpa ada kegiatan apapun bagi guru dan peserta didiknya selama masa lockdown 14 hari.

Masalah lain yang timbul adalah ketika dalam satu keluarga memiliki 3 atau 4 atau 5 anak yang semuanya bersekolah tapi hanya memiliki 1 HP android milik orang tuanya, sehingga anak-anaknya harus bergantian menggunakan HP tersebut untuk belajar daring dan menerima berbagai tugas yang diberikan guru. 

Untuk itu sebaiknya kepala sekolah membuat rekayasa jadwal KBM daring cukup 2 atau 3 mapel dalam sehari dan harus mempertimbangkan dalam memberikan tugas-tugas yang tidak terlalu membebani peserta didik dan senantiasa berupaya untuk membangkitkan semangat peserta didik untuk antusias mengikuti pembelajaran daring tersebut, sehingga peserta didik merasa nyaman, kreatif dan menyenangkan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring tersebut.

Keluhan para orang tua pun tak kalah booming, yang terjadi saat ini adalah orang tua yang berperan sebagai guru pengajar, kepala sekolah, dan guru piket di rumahnya dalam mengawasi kegiatan anak-anaknya selama mengikuti pembelajaran daring. Saat inilah orang tua baru merasakan betapa beratnya menjadi seorang "guru" dan betapa pentingnya pendidikan. 

Mudah-mudahan dengan peristiwa lockdown covid-19 para orang tua akan semakin menyadari tugas, peran dan fungsi guru dalam mengajar dan mendidik putra-putrinya dan mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi orang tua yang dengan mudahnya menyalahkan sekolah atau bahkan memvonis guru ketika ada guru yang menghukum siswanya. 

Para orang tua di rumah hanya menghadapi 3 sampai 5 anak dengan berbagai sifat, tingkah polah dan karakternya, bayangkan guru di sekolah harus menghadapi sekian puluh siswa dengan sekian tingkah polah dan karakternya yang berbeda-beda. Dan juga mudah-mudahan orang ketiga seperti wartawan dan LSM akan sadar bahwa pendidikan itu tidak gratis akan tetapi sungguh sangat mahal. Bukan tidak mungkin budget pengeluaran orang tua selama masa lockdown 14 hari lebih besar ketimbang anak-anaknya sekolah seperti biasa. 

Lalu apakah akan ada wartawan dan LSM yang nyinyir dan menuding orang tua, seperti mereka melakukan hal yang sama kepada sekolah yang meminta peran serta dan keterlibatan langsung orang tua dalam membiayai anak-anaknya agar mereka bisa belajar dengan baik di sekolah, agar mereka bisa mendapatkan ilmu di sekolah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan mereka kelak?

Mudah-mudahan tulisan ini akan menyadarkan semua pihak agar senantiasa bijak dalam mengambil langkah-langkah dan senantiasa berpikir jernih karena ini semua demi mencerdaskan anak bangsa generasi penerus yang akan menggantikan peran kita saat ini.

Semoga.

Indramayu, 20 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun