Mohon tunggu...
m syakwan
m syakwan Mohon Tunggu... penyuluh

membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beby Millioner

27 September 2025   00:25 Diperbarui: 27 September 2025   00:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Awal  September, memasuki musim pancaroba, siang hari serasa lebih panas dari biasanya.   Terik matahari dan uap panas bumi sisa hujan tadi malam tak ubah berada dalam ruang oven raksasa.

            Sebelum pulang  Fitri singgah ke pasar, ia hendak melihat -- lihat.  Di tengadahkanya  kepala  membaca  papan nama toko.   Di dalam toko hanya terlihat beberapa orang pembeli, mumpung sepi, bisa tanya -- tanya dahulu. 

            Puasa baru jalan sepuluh hari, pasar belum ramai dengan pengunjung, apalagi toko yang di kunjungi Fitri ini termasuk toko yang menjual barang -- barang branded.

            Setelah menemukan barang yang diincarnya, Fitri memberanikan diri bertanya harga pada karyawan toko.  Ia tahu, uang yang ada dalam saku baju dinas hanya cukup untuk ongkos pulang. 

            "Diskon dua puluh persen, kebetulan hanya tinggal satu." terang karyawan itu.

            Fitri diam sejenak, mencari kata- kata yang tepat.   "Bagaimana kalau saya titip dahulu, jangan dijual pada orang lain. besok saya ambil..."

            "Wah... Kak, saya tidak bisa janji, tapi saya akan taruh di estelase depan, biasanya orang -- orang  hanya menawar yang di dalam..."

            Girang bukan kepalang, setidaknya masih ada harapan.  Dalam hati, keluarpun gaji honornya besok, belum tentu terbeli.  Gajiku tidaklah lebih besar dari harganya.

 

            Dalam  keremangan kamar tidurnya,  Fitri  berbaring  gelisah seriring pikiranya berputar.   Perdebatan dengan suaminya saat berbuka puasa tadi terbawa sampai kini. 

            Fitri sadar idenya meminta uang pada ayahnya  bukanlah cara yang tepat.  Dia tahu betul watak suaminya,  apalagi hanya untuk membeli sesuatu yang tidak mendesak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun