Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan dunia internet yang sangat pesat, membawa dampak terhadap menyempitnya jarak antar bangsa didunia ini yang biasa dikenal sebagai globalisasi. Pengaruh globalisasi memberikan dampak yang sangat signifikan di bidang pendidikan. Sistem pendidikan kita harus senantiasa mengikuti perkembangan tersebut agar supaya pendidikan kita tidak ketinggalan zaman. Rendahnya  motivasi dan minat belajar siswa menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan kita dewasa ini yang membutuhkan langkah-langkah konkrit dari pelaku pendidikan untuk mencari penyelesaiannya
Berdasarkan data kemendikbud tahun 2016 mutu pendidikan Indonesia belum memuaskan. Hal tersebut dilihat dari hasil evaluasi sistem pendidikan yang dirilis oleh sebuah organisasi" Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)" melalui Programme for Internasional Student Assessment (PISA) yang menempatkan Indonesia pada peringkat 64 dari 72 negara anggota pada tahun 2015. PISA mengevaluasi sistem pendidikan siswa berusia 15 tahun yang dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi yakni membaca, matematika dan sains.
Menurut Mendikbud bahwa kunci sukses pendidikan itu ada di tangan guru dan sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas kompetensi seorang guru. Menurut undang-undang tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki keempat kompetensi antara lain : kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana kesadaran guru dalam memahami kompetensi yang ada pada dirinya dan langkah-langkah yang dilakukannya untuk meningkatkan kompetensinya. sejauh mana peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini. Bagaimana guru dapat memiliki wawasan berpikir global dalam konteks lokal kedaerahan yang mengedepankan adat istiadat dan budaya daerah setempat. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi guru sebagai pelaku utama pendidikan.
Kesadaran akan peningkatan kompetensi guru
Kemendikbud telah melakukan upaya pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015, dengan perolehan nilai rata-rata 53,05 dimana hasil secara nasional belum mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah yaitu 55 untuk tahun ini dinaikkan menjadi 70 sedangkan target yang ideal adalah 80.
Guru yang berwawasan global adalah guru memiliki pemahaman akan pentingnya teknologi internet dan mampu memanfaatkannya dalam pengembangan pembelajarannya Kesadaran akan perlunya peningkatan kompetensi terpulang pada pribadi guru masing-masing. Oleh karena itu guru dituntut untuk memahami kompetensi yang ada pada dirinya kemudian selalu melakukan peningkatan kompetensi baik secara mandiri maupun melalui kegiatan kolektif guru, baik melalui diklat langsung maupun diklat online. Â
Salah satu upaya peningkatan kompetensi profesionalisme seorang guru adalah melalui kegiatan diklat online yang saat ini penulis ikuti adalah diklat Grup Guru Dahsyat New (GGDN) Angkatan XV. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan guru seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang dibimbing oleh para instruktur/mentor yang berpengalaman dibidangnya. Materi pelatihan yang sangat berkaitan dengan kebutuhan guru antara lain : menulis buku berjama'ah, pelatihan PTK, perubahan kurikulum K13, public speaker, membuat media pembelajaran dengan videoscribe. Kelebihan dari pelatihan ini adalah tidak menggangu tugas keseharian guru karena dilakukan di luar jam sekolah, dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta yang banyak yang tentunya tidak dapat dilaksanakan pada pelatihan-pelatihan tatap muka, tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal hanya dengan bekal pulsa data secukupnya.
Peran guru di Era Globalisasi
Model kelas maya yang dilakukan seperti dalam diklat online menurut penulis belum dapat diterapkan sepenuhnya dalam pembelajaran formal di sekolah. Mungkin bisa saja dilakukan pada situasi tertentu misalnya hujan deras yang menyebabkan banjir atau kegiatan demonstrasi yang dapat menghambat perjalanan siswa ke sekolah maka persekolahan dapat dilaksanakan melalui kelas maya. Pola interaksi langsung antara guru dan siswa masih sangat di butuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah, Penyampaian materi pelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang di laksanakan oleh guru di kelas sebagai suatu pola interaksi guru dengan siswa  yang dinamis dalam segala proses perkembangan siswa. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Kehadiran teknologi komputer dan internet tentunya dapat memudahkan siswa dalam merekonstruksi pengetahuannya sendiri, akan tetapi pada tahap bimbingan individu terhadap kesulitan dan kemajuan belajar siswa, peran guru tidak tergantikan.
Komputer secanggih apapun belum mampu bahkan tidak akan mampu memahami factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hasil belajar peserta didik secara psikis, mental dan emosional. Dalam perumusan hasil belajar secara empirik komputer secara konsisten dan objektif mampu melakukan perhitungan secara akurat dan terukur akan tetapi dalam persolan yang lebih kompleks yang menyangkut dengan psikologi individu siswa peran guru tentu saja tak tergantikan. Seorang guru dibutuhkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dengan bantuan komputer, kemudian melakukan analisis terhadap hasil belajarnya. Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dan melakukan langkah-langkah perbaikan baik dalam strategi maupun metode pembelajaran yang dirasa kurang efektif.
Akhir-akhir ini Ibukota dihebohkan dengan perilaku negatif remaja berupa geng motor yang begitu kejam membacok pengemudi lainnya atau pejalan kaki yang mereka temui. pelaku-pelakunya adalah anak-anak yang masih berumur belasan tahun seumuran anak SMP/SMA. Manalagi tawuran pelajar, seks bebas, narkoba, mabuk-mabukan yang menjadi konsumsi pemberitaan melalui berbagai media sehari-hari hal ini sangat memprihatinkan. Ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat berat terutama bagi guru dan tentu tanggungjawab utamanya adalah keluarga. Guru harus memiliki jiwa konselor yang memegang peranan dalam membentuk karakter siswa. Guru diharapkan tidak hanya transfer pengetahuan tetapi lebih dari itu pengembangan sikap dan spiritual  sehingga akan tercipta keseimbangan antara kompetensi intelektual dengan kompetensi sikap dan spiritual.
Guru harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan kreatifitas dan potensi masing-masing siswa. Pola pembelajaran tradisonal atau dikenal pembelajaran berpusat pada guru cenderung pasif maka pola pembelajaran saat ini diharapkan berpusat pada siswa. Kalau pembelajaran dilakukan hanya untuk mengejar pencapaian buku teks maka pemikiran siswa akan terbatas pada buku teks alias catat buku sampai habis (CBSA). Kegiatan semacam ini hanya mematikan kreatifitas siswa itu sendiri. Oleh karena itu kehadiran komputer internet dapat menjadi media pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk dapat mencari informasi-informasi tentang topik atau materi yang sedang dipelajarinya. Guru tinggal menciptakan sarana untuk meransang potensi belajar peserta didik serta menciptakan kondisi belajar yang sebaik-baiknya untuk tumbuhnya kreatifitas dan inovatif bagi peserta didik.
Sejalan dengan itu guru senantiasa melatih anak untuk memiliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kebiasaan siswa selama ini masih menganut kebiasaan menerima informasi secara pasif seperti mencacat, mendengar, meniru yang seharusnya akan diubah pada pola budaya kreatif inovatif dimana siswa terbiasa untuk menghasilkan gagasan/karya seperti merancang/membuat model, penelitian, memecahkan masalah dan menemukan gagasan baru.
Kesimpulan
Guru yang berwasawasan global adalah guru memiliki pemahaman akan pentingnya teknologi internet dan mampu memanfaatkannya dalam pengembangan pembelajarannya. Guru harus senantiasa memiliki kesadaran akan perlunya peningkatan kompetensinya masing-masing sehingga selalu berupaya mengikuti kegiatan pelatihan baik secara mandiri maupun kegiatan kolektif yang dilaksanakan oleh institusi terkait.
Peran guru dalam era globalisasi pendidikan saat ini masih sangat dibutuhkan dan tidak bisa tergantikan oleh komputer maupun internet antara lain : peran guru sebagai pembimbing dalam menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar, Â peran guru sebagai evaluator dan motivator dalam melakukan tindakan terhadap permasalahan siswa, peran guru konselor dalam pembinaan karakter siswa yang berkepribadian luhur sebagai banga Indonesia, peran guru dalam mengembangkan kreatifitas dan inovatif siswa melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa.
ReferensiÂ
Sayling Wen. 2003. Masa Depan Pendidikan. Lucky Publishers : Batam.
Alif Mudiono. 2016. Keprofesionalan Guru dalam menghadapi Pendidikan di Era Global. Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD “Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi Universitas Negeri Malang.
p3g.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/14.-FARID-AHMADI_133-148.pdf. Â di akses tgl 2/6/2017
jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/28. Â diakses tgl 2/6/2017
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI