Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buah dari Keuletan dan Ketekunan dalam Berusaha

16 April 2018   14:38 Diperbarui: 16 April 2018   14:33 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Susi Pudjiastuti, nama itu begitu familiar di benak orang Indonesia 3 tahun belakangan ini karena identik dengan slogan "tenggelamkan" untuk kapal-kapal asing pencuri ikan yang tertangkap. Hal ini tak lain karena jabatan yang diembannya sebagi Menteri Perikanan dan Kelautan Indonesia.

Berawal dari pengepul ikan dan hasil laut di Pengandaran, sebuah daerah di selatan timur Jawa Barat, Susi mengawali kehidupannya. Ketika sudah berhasil memasok restoran di sekitar daerahnya dengan hasil laut yang dikelolanya, maka dia pun merambah ke Jakarta bahkan luar negeri. Namun ada kendala ketika jarak Pangandaran - Jakarta yang bisa ditempuh via jalur darat selama 6 jam membuat lobster dan ikan laut yang dikirim kualitasnya menjadi turun dan tidak segar ketika tiba di tangan pemesan. Hal ini tentu membuat harga jual komoditas yang dijualnya menjadi turun. Oleh karenanya Susi kemudian membayangkan punya pesawat sendiri untuk mengangkut lobster dan ikan lautnya dari Pengandaran ke Jakarta.

Berbekal pinjaman dari Bank, Susi kemudian merealisasikan mimpinya dengan membangun landasan udara di Pengandaran dan membeli 2 buah pesawat Cessna di tahun 2004. Kebetulan di akhir tahun 2004 tersebut terjadi gempa bumi yang menyebabkan tsunami dan meluluhlantakkan Aceh. Saat itu pesawat-pesawat besar tidak bisa masuk Aceh untuk mengirim bantuan kemanusiaan karena infrastruktur yang rusak. Hanya pesawat kecil yang bisa memasuki Aceh.

Tergeraklah Susi untuk kemudian membantu memberikan jasa pengiriman gratis untuk bantuan kemanusiaan yang akan dibawa ke Aceh. Meski tadinya hanya berniat memberikan "jasa pengangkutan korban lewat jalur udara secara gratis" selama kurang lebih 2 minggu, namun ternyata niat tulusnya ini berbuah lain, beberapa LSM dalam serta luar negeri memintanya agar mau menyewakan pesawatnya. Dari sinilah awal tonggak mulai Susi Air mengudara dan menyediakan jasa pengangkutan penumpang serta komoditas hasil perikanan dan kelautan. Saat ini Susi Air menjadi salah satu maskapai yang melayani berbagai jasa penerbangan, dari umum, kargo dan carteran.

Satu hal yang pasti, bahwa Susi Pudjiastuti mungkin tidak pernah memikirkan dan membayangkan bahwa dia sekarang menjadi salah satu orang yang berpengaruh di Indonesia, menjadi menteri, dan pengusaha sukses kaya raya. Kesuksesan dan ketenaran yang dia peroleh saat ini adalah hasil keuletan dan ketekunan yang dijalaninya selama bertahun-tahun.

Dalam semua periode kehidupannya, Susi hanya berusaha bersikap profesional akan profesi yang dijalaninya. Dia hanya menjalani apa yang bisa dijalani dengan sebaik-baiknya. Semua peluang seperti datang sendiri dan tanpa kesengajaan, dia tinggal memanfaatkan peluang dan mengeksekusinya.

Begitulah sekelumit pelajaran akan arti suatu keuletan dan ketekunan dalam menjalankan usaha. Kita ini dituntut untuk selalu berusaha, tidak gampang menyerah apapun kegagalannya, karena rezeki itu sudah diatur. Usaha kita dalam bekerja, berkarya adalah salah satu upaya menjemput rezeki yang ditetapkan Allah.

Banyak diantara kita yang hanya ingin cara cepat lagi waktu singkat untuk mendapatkan hasil, kekayaan dan kesuksesan. Orang-orang sukses dan kaya raya yang saya tahu, mereka mengalami banyak sekali kegagalan, jatuh bangun puluhan bahkan ratusan kali dalam bisnisnya, namun mereka menolak menyerah. Sementara banyak orang yang baru gagal 2 kali sudah menyerah dan mengutuk Tuhan tidak adil, banyak pula yang baru menjalani usaha setahun dua tahun tapi sudah mengharapkan sukses layaknya mereka yang sudah puluhan tahun berusaha.

Nilai usaha yang dikerjakan dengan keuletan dan ketekunan inilah kunci utama dari kesuksesan seseorang. Tentu faktor doa sudah inheren dalam setiap langkah usaha manusia, karena sebagai umat beragama tentu kita sudah paham bahwa manusia hanya bisa berusaha namun Allah lah yang menentukan hasilnya. Saat kita yakin akan kekuasaan Allah dan rezeki tidak akan tertukar, barangkali itulah pembuka jalan bagi turunnya rezeki bagi kita dari arah yang tidak disangka-sangka. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath Tholaq: 2-3).

MRR, Jkt-16/04/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun