Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukurlah Maka Kau Akan Kaya

7 Februari 2018   17:04 Diperbarui: 7 Februari 2018   20:59 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan  itu tidak terdapat dalam harta benda, tidak pula terkandung dalam materi, namun kekayaan ada di dalam rasa. Dalam rasa lah kekayaan itu berada dan tercerminkan. Bukan uang 100 milyar rupiah, tanah 1000 hektar, rumah mentereng yang menjadikan seorang manusia kaya raya. Rasa syukurlah yang menjadikan kekayaan itu ada dan berguna. Rasa iri, rasa dengki, rasa selalu kurang menjadikan apa yang kita punya tidak akan pernah cukup, selalu merasa kekurangan. Begitulah nasehat seorang teman dalam sambutannya di sebuah acara.

Pernahkah kita lihat begitu banyak orang menumpuk kekayaan, bekerja keras siang dan malam, mengalirkan rupiah, dollar dan banyak materi lainnya ke pundi-pundi kantongnya. Sementara orang lain, mungkin yang secara materi di bawahnya, telah menganggap orang-orang tersebut sudah kaya raya, namun tetap saja bagi mereka masih saja kurang sehingga tidak ada waktu untuk santai sejenak dan melakukan aktifitas lainnya melainkan selalu bekerja keras dengan orientasi menumpuk materi lebih banyak lagi.

Tidak akan pernah dunia itu mampu mencukupi keinginan manusia, melainkan hanya rasa syukurlah yang bisa membuat kecukupan itu muncul. Ketika manusia sudah bisa merasa cukup dengan harta, materi dan uang yang dimilikinya, saat itulah kekayaan itu beserta dirinya. Banyak orang tidak berkecukupan materi, namun hidupnya tenang, damai, punya banyak waktu beribadah dan berinteraksi sosial. Namun banyak pula orang berkelimpahan materi, namun hidupnya jauh dari ketenangan, terlihat tidak punya waktu jangankan untuk keluarga untuk diri sendiri saja tidak ada, serba buru-buru, interaksi sosial dan ibadahnya keteteran.

Bukan persoalan kita tidak boleh mempunyai harta dan materi  berlimpah, namun rasa syukurlah yang seharusnya kita punya apapun keadaan kita termasuk berapapun materi yang kita punya. Bukankah kita diperintahkan untuk mengejar dunia seolah-olah akan hidup selamanya, dan beribadah serajin-rajinnya seolah-olah akan mati esok hari. Jadi keduanya harus berjalan seimbang, dan keseimbangan itu bisa dicapai dengan rasa syukur. Orang beribadah saja, tidak bekerja sama sekali atau sedikit sekali bekerja, maka materi yang dimilikinya bahkan mungkin tidak cukup untuk dirinya sendiri apalagi keluarganya. Demikian juga orang berkelimpahan materi yang hanya bekerja saja menumpuk harta, apakah akhiratnya sudah dia persiapkan dengan menjalankan ibadahnya dengan baik.

Bersyukurlah maka kita akan kaya. Karena sejatinya kekayaan ada dalam rasa syukur. Sesungguhnya dalam materi, harta dan uang adalah terdapat sesuatu yang dapat melenakan kehidupan manusia untuk selalu dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan harta kita dapat beramal lebih banyak di jalan kebaikan, menegakan apa yang menjadi perintah Allah. Tanpa harta, kesabaran bisa menjadi lahan untuk mendekatkan diri pada Allah sembari tetap berikhtiar mencari kesejahteraan. Jadi menjadi kaya atau tidak, itu adalah pilihan setiap manusia. Pilihan yang bisa ditentukan dengan menumbuhkan rasa syukur dalam seluruh perjalanan hidupnya tanpa terkecuali pada kondisi apapun. Ingatlah firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

MRR, Mdn-07/02/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun