Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingatlah Dia di Tempat yang Tidak Semestinya

20 Januari 2018   15:01 Diperbarui: 20 Januari 2018   15:44 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi suatu hal yang umum ketika puja puji ke hadirat Allah Subhanahu wata'ala terdengar di masjid, mushola dan pengajian. Rasa-rasanya tidak mungkin kita melupakan Allah pada saat berada di rumah ibadah dan acara keagamaan, meskipun mungkin tidak seratus persen dari waktu kita saat itu selalu mengingatnya. 

Bacaan tasbih, tahmid dan takbir adalah menu wajib ketika melantunkan dzikir pada saat selesai solat, saat perjalanan ke tempat kerja, pada saat pengajian dan banyak aktivitas lainnya. Barangkali itulah mengapa saat di masjid kedamaian bisa terasa dan hati terasa sejuk, tak lain dan tak bukan karena Allah hadir dalam ingatan orang-orang yang berada di dalamnya.

Sesungguhnya saat terjadinya perbuatan dosa, kejahatan dan keburukan lainnya, itulah saat dimana ingatan akan Allah menghilang dari pikiran manusia. 

Hati dan pikiran manusia tertutupi oleh hawa nafsunya ditambah dengan godaan setan yang semakin membakar dan menggelorakan nafsu. Maka tidak heran ada ayah memperkosa anak kandungnya, ada ibu membunuh anak kandungnya sendiri, ada pejabat tinggi masih korupsi dan seterusnya. 

Tentulah saat perbuatan itu dilakukan, si pelaku tidaklah dalam kesadaran cukup untuk menghadirkan Allah dalam hati dan pikirannya sehingga perilaku laiknya binatang, di luar kewajaran seorang manusia dapat terjadi.

Saya rasa sangat jarang terdengar kemaksiatan, kejahatan, perzinahan terjadi di tempat-tempat ibadah juga acara-acara keagamaan. Hal ini terjadi karena suasana yang ada cukup kondusif untuk membuat seorang manusia mengingat Tuhannya. 

Ketika manusia ingat akan Allah, Tuhan yang Maha Esa, maka manusia akan menjadi sadar bahwa dia hanyalah makhluk Allah yang lemah dan tidak ada apa-apanya yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman :

"Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. adz-Dzariyat: 56)

Agar supaya manusia dapat menjalankan ibadahnya, baik yang sifatnya transendental (hablum minallah) maupun dalam konteks hubungan dengan sesamanya (hablum minannas) maka manusia harus sadar dan selalu ingat akan Allah. Bagaimana mungkin dapat beribadah, dengan Allah saja tidak ingat, lupa, yang ada mungkin maksiat yang sedang dijalaninya.

Godaan terbesar untuk berbuat dosa, keburukan, kejahatan dan kemaksiatan adalah ketika seseorang dalam kesendirian. Pada saat sendiri tanpa ada orang lain yang mengetahui keberadaannya, seseorang cenderung lebih tergoda oleh hawa nafsunya untuk berbuat buruk. Saya pikir tidak akan seseorang berzina jika diketahui orang banyak, apalagi secara nyata-nyata dilihat orang lain. 

Begitu pula halnya mabuk-mabukan, munculnya pikiran kotor dan jahat, banyak terjadi dalam kesendirian serta didukung oleh kehadiran manusia di tempat-tempat yang memang tidak umum, seperti bar, tempat karaoke, diskotek dan lainnya. Rupa-rupanya kalau tidak sadar, kesendirian bisa mengasingkan seseorang dari ingatan akan Tuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun