Prinsip Aufbau -- elektron mengisi orbital dari tingkat energi terendah ke yang lebih tinggi.
Larangan Pauli -- satu orbital hanya dapat ditempati dua elektron dengan spin yang berlawanan.
Aturan Hund -- elektron akan menempati orbital yang kosong terlebih dahulu sebelum berpasangan.
Sebagai contoh, unsur fosfor (P) memiliki konfigurasi:
1s 2s 2p 3s 3p atau dengan notasi gas mulia: [Ne] 3s 3p
Sementara selenium (Se) ditulis:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p atau [Ar] 4s 3d 4p
Dari konfigurasi ini saja, saya bisa mengetahui bahwa fosfor berada di golongan VA dan selenium di VIA. Fosfor memiliki 5 elektron valensi, dan selenium memiliki 6. Artinya, karakter reaktivitas dan ikatan yang mungkin terbentuk oleh keduanya bisa diprediksi dengan baik hanya dari konfigurasi elektron.
Mengapa Konfigurasi Elektron Itu Penting?
Konfigurasi elektron bukan hanya sekadar soal angka atau notasi---ia adalah kunci untuk memahami kepribadian suatu unsur. Saya mulai menyadari betapa pentingnya konsep ini dalam berbagai hal:
Reaktivitas unsur: Mengapa logam alkali seperti natrium sangat reaktif? Karena mereka hanya memiliki satu elektron di kulit terluar yang mudah dilepaskan.
Kestabilan unsur: Mengapa gas mulia seperti neon sangat stabil? Karena kulit terluar mereka sudah terisi penuh.
Jenis ikatan: Unsur dengan konfigurasi hampir penuh atau hampir kosong cenderung membentuk ikatan ionik, sedangkan unsur dengan jumlah elektron valensi sedang biasanya membentuk ikatan kovalen.
Konfigurasi elektron juga menjelaskan mengapa unsur dalam satu golongan memiliki sifat yang mirip, serta bagaimana mereka berperilaku dalam reaksi kimia.Â