Mohon tunggu...
M Rizky Fadhilah
M Rizky Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa manajemen biasa yang menyukai sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa Dengan Indonesia?

20 Mei 2025   17:13 Diperbarui: 20 Mei 2025   17:13 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M Rizky Fadhilah, Mahasiwa UAD tahun akademik 2024/2025

Indonesia Gelap Sumber : iNews,id
Indonesia Gelap Sumber : iNews,id
Rasanya, belakangan ini Indonesia selalu di hujani oleh berita-berita yang kurang enak di dengar. Masalah ada di berbagai lini kehidupan, dari kesehatan sampai pendidikan. Setiap minggunya kita selalu mendapati berita tentang aksi pungli, bullying, dan skandal dari ranah pendidikan. Menurut WHO, idealnya sebuah negara memiliki rasio dokter dengan penduduk di negara tersebut adalah 1:1000. Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan, Indonesia hanya 0.72:1000. Hal tersebut menjadi ha yangl memperihatinkan. Bahkan untuk dokter spesialis saja, kita hanya memiliki 47.454 dokter spesialis dengan rasio yang jauh lebih parah, yaitu 0.17:1000. Pemerintah sudah berupaya untuk meningkatkan angka tersebut dengan menjalankan program beasiswa untuk pendidikan dokter spesialis, menaikkan jumlah penerimaan mahasiswa jurusan kedokteran, sampai meningkatkan jumlah puskemas yang ada di seluruh penjuru Indonesia agar masyarakat setempat bisa mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Seakan biaya dan kesulitan dari pendidikan dokter tersebut tak cukup menjadi penghalang Indonesia dalam mencetak calon-calon dokter yang siap mengabdi pada masyarakat, banyak praktik senioritas yang terjadi pada calon dokter muda tersebut. Sekali lagi, ada apa dengan negeri kita yang tercinta ini? Badai masalah tak kunjung habis mendatangi negeri kita tercinta.

Sebagai rakyat yang mencintai bangsa ini dengan segenap hati, saya merasakan kesedihan yang begitu dalam. Benar jika itu hanyalah oknum saja yang melakukan, namun oknum tersebut begitu banyak sampai-sampai jika di kumpulkan semua, saya yakin satu lapangan akan penuh dengan mereka. Saya juga menyoroti isu lingkungan yang ada di Indonesia. Begitu banyak sampah yang di buang ke sungai-sungai di sekitaran area pemukiman padat penduduk. Padahal mayoritas dari penduduk Indonesia beragama Islam. Kita sebagai kaum muslimin tentu diajarkan bahwa kebersihan itu sebagian daripada iman, namun saya masih heran mengapa masih banyak yang membuang sampah sembarangan? Bahkan ketika ada sekumpulan pemuda yang luar biasa yang menamakan diri mereka sebagai Pandawara yang membuat konten membersihkan sungai dan lingkungan hijau, masih ada netizen yang nyinyir.

"Apa yang menjadi akar dari semua masalah yang ada di Indonesia saat ini?" ucap saya ketika sedang berdiskusi dengan beberapa teman sebaya. Ada yang menjawab semua berawal dari mental yang dimiliki bangsa Indonesia, mindset yang dimiliki masyarakat Indonesia kebanyakan. Ada juga yang menjawab Indonesia dari dulu krisis akan kejujuran. Semua itu adalah hal yang sering kita dengar. Namun semua jawaban tersebut benar adanya. Bahkan dari sejak jaman dahulu, bupati-bupati yang ada di Indonesia sudah melakukan praktek ketidakjujuran. Jalan anyer-panarukan yang di bangun di jaman pemerintahan Daendels itu adalah bukti konkrit betapa tidak jujurnya pejabat pada masa itu. Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, Daendels sendiri mengeluarkan dana sebesar 30 ribu ringgit untuk pembangunan jalan tersebut. Dana tersebut diberikan oleh Daendels pada bupati-bupati setempat untuk disalurkan kepada pekerja yang terlibat dalam prosesnya, namun ternyata dana yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Perancis melalui Daendels tidak sampai kepada para pekerja tersebut. Miris, namun itulah yang terjadi pada Indonesia di masa lalu.

Memang, semua yang saya bicarakan nampak sangat suram. Tagar #IndonesiaGelap seakan-akan sudah ada di depan mata. Tapi, saya sendiri tidak putus harapan dari Indoneisa. Sekarang masyarakat sudah jauh lebih baik dan juga peduli tentang hal tersebut. Banyak influencer-influencer yang tidak takut menyerukan tentang kebenaran dan juga berkontribusi dalam memperbaiki keadaan Indonesia saat ini. Influencer seperti Guru Gembul, Ferry Irwandi dan Raymond Chin. Guru gembul dengan konten yang fokus membahas tentang etika, Ferry Irwandi yang membuat masyarakat melek dengan keadaan Indonesia, serta Raymond Chin yang membahas tentang masalah ekonomi. Mereka bertiga memiliki fokus konten yang berbeda, tapi dengan tujuan yang sama yaitu kemajuan bangsa Indonesia. Mereka adalah harapan bagi bangsa Indonesia. Ibarat kapal yang tenggelam, mereka adalah sekoci darurat yang dapat menyelamatkan para penumpang kapal tersebut. Saya pribadi memiliki keyakinan yang kuat bahwa kelak Indonesia, sekali lagi akan menjadi bangsa yang kuat seperti pendahulu kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun