Mohon tunggu...
Muhammad Rifki Kurniawan
Muhammad Rifki Kurniawan Mohon Tunggu... Insinyur - Artificial Intelligence Engineer

Artificial Intelligence Engineer di Nodeflux, startup Vision AI di Indonesia. Tertarik dalam eksplorasi dan diskursus mengenai Artificial Intelligence, Machine Learning dan Computer Vision.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sinopsis: Elon Musk - Pria di Balik PayPal, Tesla, SpaceX, dan Masa Depan yang Fantastis

7 Januari 2018   19:14 Diperbarui: 7 Januari 2018   21:40 4366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan SpaceX dan Tesla telah menjadi saksi bagaimana kegilaan Elon Musk dalam berbisnis. Namun, tidak banyak yang mengetahui bagaimana pengorbanan Musk dan orang-orang di sekitarnya mewujudkan itu semua. Buku karya Ashlee Vance ini secara lengkap bercerita mengenai semua hal itu. Ashlee mencoba menggambarkan bagaimana masa kecil Musk sangat membentuk karakter kerasnya dalam memimpin perusahaan-perusahaan besarnya.

Keputusan-keputusan yang diambil tidak jarang menyakiti hati orang-orang di sekitarnya. Bahkan ia juga pernah memecat seorang wanita yang paling berpengaruh dan membantu sepanjang karir SpaceX. Dalam pembuatan buku ini, Musk sempat menolak permintaan restu Ashlee dalam pembuatan buku biografinya. Namun, akhirnya Musk memperbolehkannya dengan syarat Musk diberikan kesempatan kepadanya untuk mengoreksi setiap cerita yang dituliskan. 

Tapi, Vance menolaknya, hal itu akan mencederai nilai orisinalitas dan profesionalitas dirinya. Berkat kegigihan Ashlee Vance Musk merestuinya tanpa syarat, mungkin Musk mengharagai atas kerja keras Ashlee pembuatan buku ini. Dalam buku ini Ashlee Vance benar-benar menggambarkan Musk dari berbagai sudut pandang secara utuh.

Jika saya boleh membandingkan, gambaran Vance atas Musk layaknya seperti gambaran Walter Issacson atas Steve Jobs dalam buku bestseller nya. Dalam buku ini, Ashlee Vance membagi ke dalam 11 bab yang menceritakan berdasarkan kronologi, dari Musk masa kecil, pembuatan startup pertamanya hingga kesuksesan SpaceX, Tesla, dan SolarCity.

Musk Kecil -- Bibit Fantasi dan Kutu buku yang Fanatik

Elon kecil hidup dalam keluarga yang berpendidikan, seorang ayah insinyur mesin dan elektro serta seorang ibu kutu buku yang cinta ilmu pengetahuan dengan sempat menjadi Miss Afrika pada masa mudanya. Kondisi Afrika Selatan yang kejam dan rasis saat itu menjadikan Elon Musk salah satu korban bully semasa sekolah. 

Elon Musk kecil adalah seorang yang pemurung dan pendiam, tidak memiliki teman yang bisa ia ajak bermain. Sang adik Kimbal Musk mengetahui akan hal ini, dia adalah orang paling dekat dengan Musk yang selalu menemani Musk. Tak memiliki teman, hasrat persahabatan Musk jatuh pada buku. Buku menjadi pelarian Elon Musk atas kesendiriannya. 

Musk masa kecil adalah seorang pecinta buku yang fanatik. "Bukanlah hal yang tidak biasa baginya untuk membaca sepuluh jam per hari" kata Kimbal Musk, adik Elon Musk.

Ketika mendapati Musk menghilang saat berlibur atau berbelanja, Kimbal dan adiknya, Maye, langsung mendatangi toko buku terdekat dan akan menemukan Musk di suatu tempat di ujung toko, duduk sambil membaca seperti orang kerasukan. Begitu juga sepulang sekolah, Musk akan mendatangi toko buku pada pukul 2 siang dan bertahan di sana hingga pukul 6 petang. Musk kecil rajin menyelami buku-buku fiksi dan komik-komik dan beberapa buku non fiksi. Ketika Musk meangalami krisis eksitensi akibat bullying, ia menyelesaikannya dengan membaca tulisan-tulisan filosofis dan ideologis, hingga berakhir pada ketertarikannya pada sains-fiksi. 

Prinsip hidup yang dipegang hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari buku yang semasa kecil ia baca, The Hitchhiker's Guide to the Galaxy karya Douglas Adams, yang menjadi buku paling berpengaruh dalam membentuk karakternya saat ini. "Dia menunjukkan bahwa salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan ialah menentukan pertanyaan apa yang harus ditanyakan" kata Musk.  Nampaknya fantasi Musk yang telah tertanam selama masa kecil menjadi modal utama dalam menciptakan karakter gila Elon seperti sekarang dalam mengembangkan SpaceX dan Tesla. 

Banyak yang mengganggap sinis ide-ide gila Musk. Namun, Musk membuktikannya. Pembuktian SpaceX dan Teslanya adalah sains-fiksi yang menjadi nyata. Pengetahuan dalam buku-buku itu telah membentuk Elon Musk masa kini. Jadi tidak dapat diragukan lagi bahwa Elon Musk adalah kutu buku yang fanatic dan dari buku-buku fantasinya Musk menjadi orang yang memiliki ide-ide gila seperti sekarang.

"Waktu itu kurang lebih ketika aku duduk di kelas tiga atau empat. Aku meyakinkan sang pustakawan untuk memesan buku-buku baru untukku. Setelah itu, aku pun mulai membaca Encyclopedia Britannica. Bacaan tersebut sangat bermanfaat. Anda tidak mengetahui apa yang Anda tidak ketahui. Anda akan menyadari ada banyak hal-hal semacam ini di luar sana." Elon Musk

Start-Up Pertama

Internet saat itu masih merupakan barang yang langkah dan tidak banyak produk yang berbasis internet. Perkembangan internet telah sampai pada era teknologi Web dan baru saja bisa diakses secara umum berkat Yahoo! dan aplikasi seperti browser Netscape. Musk melihat bahwa internet akan menjadi teknologi masa depan. Ia dan adiknya, Kimbal, berpikir bahwa mereka bisa memulai perusahaan melalui Web. Lahirlah Zip2 pada tahun 1995 oleh kakak beradik itu yang merupakan perusahaan berbasis Web yang menampilkan berbagai bisnis (toko, restoran, dan jasa-jasa lain) pada halaman Web agar keberadaannya bisa diketahui oleh kalayak umum. 

Zip2 membuat sebuah direktori dan mesin pencari yang berisi berbagai macam bisnis dan mengaitkannya ke dalam peta, saat ini seperti Google Maps. Meski telah berencana untuk membuat perusahaan berupa jaringan daring untuk para dokter dalam berkolaborasi dan bertukar informasi, namun Zip2 menjadi pilihan akhir mereka. 

Elon Musk bertugas sebagai seorang programmer dalam pembuatan Zip2 sementara sang adik menjadi marketer dengan menawarkan sistem ini dari pintu ke pintu.  Zip2 dibangun oleh perjuangan Elon Musk begitu luar biasa. Tidak jarang Kimbal mendapati Musk tidur di depan komputer dengan layer menyala. Zip2 semakin sukses seiring berjalannya waktu. Meraup banyak pengusaha untuk mau bergabung dalam web ini membuat nilai Zip2 semakin meroket. 

Hingga akhirnya Zip2 diakuisisi oleh Compac sejumlah 307 juta dolar AS di bawah keadaan yang sulit dalam keuangan karena kegagalan proses mergerdengan perusahaan sejenis, CitySearch. Musk mendapatkan 22 juta dolar atas akuisisi itu. Namun, Musk tidak berhenti sampai di situ. Petualangan bisnisnya berlanjut pada proyek bank online, X.com, sebuah perusahaan finansial berbasis daring yang pada akhir ceritanya perusahaan ini bergabung dengan PayPal milik Pieter Thiel yang menciptakan mafia-mafia bisnis teknologi di Silicon Valley.

Tesla dan SpaceX di Tangan Musk

Musk mendapatkan 180 juta dolar AS atas akuisisi PayPal oleh eBay. Dari total uang tersebut, 100 juta dolar Musk gunakan untuk mengembangkan SpaceX, 70 jutal dolar AS dialokasikan untuk Tesla, dan 10 juta dolar AS sisasnya untuk SolarCity. Namun, yang perlu diketahui adalah Musk mendirikan SpaceX sebelum adanya akuisisi ini. Dapat dikatakan Musk sangat begitu berani dalam mengambil jalan ini hingga ia mendapatkan tambahan bahan bakar dari akusisi PayPal. SpaceX dibangun dengan perjuangan dan penderitaan yang paling keras. Falcon 1 menjadi saksi betapa roket ini dibangun dari tangan perjuangan puluhan insinyur terbaik pilihan Musk. Awalnya Musk berencana untuk membeli roket dari Rusia, namun pilihan itu cukup mahal. Musk menyiapkan uang sebesar 20 juta dolar AS yang dia harapkan bisa membawa pulang 3 ICBM (Intercontinental Ballistic Missile). Namun, masing-masing dihargai 8 juta dolar AS. 

Musk berusaha menawarnya dengan 8 juta dolar AS untuk 2 misil, namun gagal.  Akhirnya pilihan Musk jatuh pada pembuatan roket secara mandiri. Sepulang kegagalan penawaran, Musk membuat anggaran pembuatan roket lengkap dan sangat rinci yang kemudian ditunjukkan kepada Mike Griffin, yang empat tahun kemudian (2005) menjadi Kepala NASA, dan Jim Cantrell, seorang yang telah banyak melakukan pekerjaan rahasia untuk AS dan pemerintah yang lain. Mereka begitu tercengang setelah melihat daftar aggaran yang dibuat sangat rinci oleh Musk dilengkapi dengan karakteristik performa roket yang sangat detail. 

Menurut perhitungan Musk, biaya peluncuran roket dapat dipangkas dengan membangun roket berukuran sederhana dalam mengantar logistik atau satelit ke luar angkasa. Bagaimana hal itu bisa dilakukan oleh Musk? Karakter kecilnya sebagai seorang pembelajar yang ulet muncul di saat itu. Berbulan-bulan ia habiskan untuk membaca buku RocketPropulsion Elements, Fundamentals of Astrodynamicsdan Aerodynamics of Gas Turbineand Rocket Propulsion yang ia pinjam dari Cantrell. 

Perjalanan pembuatan roket secara mandiri ia mulai dengan tim nya. Tidak sedikit kegagalan yang dialami saat peluncuran, mulai dari roket yang meledak di angkasa hingga kegagalan pendaratan roket dalam ambisinya menciptakan roket pertama dalam sejarah yang dapat digunakan kembali sehingga menghemat biaya peluncuran hingga 30 persen. SpaceX mampu memproduksi sendiri 80 hingga 90 persen dari roket, mesin, perangkat elektronik, dan bagian lainnya di lahan kantor seluas 51000 meter persegi. 

Mereka tidak seperti competitor yang lain seperti United Launch Alliance, Lockheed Martin, atau Boeing yang sangat bergantung pada 1.200 penyuplai lain. Akhirnya perjuangan Musk dan timnya berakhir bahagia ketika mereka sedang berada diujung tanduk peristiwa kebangkrutan, SpaceX mendapatkan kontrak dari NASA sebesar 1.6 miliar dolar AS tahun 2008 yang memungkinkannya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam misinya mencapai Mars dan menciptakan multiplanetary species.

70 juta dolar yang lain ia alokasikan untuk Tesla. Tidak jauh berbeda dengan SpaceX, Tesla juga mengalami ambang kebangkrutan sebelum mencapai puncak kesuksesannya dengan Tesla Model S nya. Tesla Roadster adalah proyek pertama perusahaan listrik ini. Straubel adalah salah seorang yang paling berpengaruh dalam perkembangan Tesla. Straubel bertemu dengan Musk pada musim gugur 2003, di mana di saat itu Musk bersedia mendanai 10.000 dolar AS dari kebutuhan proyek Straubel 100.000 AS untuk start-up mobil listriknya, AC Propulsion.

Di belahan bumi yang lain, di Northern California, tepat pada saat yang bersamaan, Martin Eberhard dan Marc Tarpenning memiliki ketertarikan dengan mobil bertenaga baterai ion litium. Dengan uang hasil penjualan NuvoMedia, perusahaan pembaca buku elektronik miliknya, ia meminta AC Propulsion untuk membuatkan satu mobil listrik untuknya. Yang setelah itu, ia dan rekannya, Tarpenning mendirikan perusahaan mobil listrik yang ia berinama Tesla Motors, sebagai penghormatan atas jasa penemu motor listrik Tesla. Dalam perjalanannya, Elon Musk bertemu dengan Eberhard untuk membicarakan proyek ini. Akhirnya, Musk menyetujui untuk mendanai proyek Tesla ini.  Tesla akhirnya menemukan orang-orang yang memiliki niat besar untuk membesarkannya. 

Musk kemudian menjadi salah satu orang paling berpengaruh pada perkembangan Tesla. Selain karena investasinya, Musk juga memiliki keahliah teknis yang sangat dibutuhkan oleh Tesla. Protoptipe Tesla yang kemudian menjadi Roadster akhirnya dapat dipublikasikan dan 30 orang yang datang termasuk pendiri Google Sergey Brin dan Larry Page memesan mobil yang akan direncanakan bisa mengaspal pada tahun 2009. Namun, dalam pengembangan prototipe ini Tesla mengalami pemborosan yang luar biasa. Menghabiskan dana 4 juta dolar sebulan, Tesla harus mengakhiri pembiayaan yang besar untuk melewati tahun 2008 dan bertahan hidup. Elon Musk adalah orang yang keras pendirian dan memerintahkan karyawan dengan seenaknya. 

Namun, ia juga seorang pekerja keras. Ia membagi waktu satu minggu untuk bekerja di kantor SpaceX dan Tesla yang berjarak sekitar 900 km dengan pesawat jetnya. Hingga ia dinobatkan sebagai salah satu orang paling sibuk dalam setahun berdasarkan perjalanan udaranya. Pekerjaan ini membuahkan karya yang begitu luar biasa, Tesla model S menjadi momentum kebangkitan Tesla hingga menjadi perusahaan paling bernilai mengalahkan General Motor. 

Dalam mengerjakan Tesla dan SpaceX, Musk banyak kehilangan yang dimilikinya dan terlalu banyak yang dikorbankannya, salah satunya adalah keluarga. Musk adalah salah satu orang yang gagal dalam berhubungan, ia mengalami perceraian dengan istri pertamanya dan 3 kali cerai-sambung dengan istri keduanya. Itu semua terjadi saat Musk mengembangkan perusahaannya. Jadi, cukup banyak yang ia korbankan. Ia adalah pekerja keras, bisa bekerja hingga 12 jam sehari, dan mungkin itu yang tidak disukai oleh istrinya.

Cita-cita Musk untuk SpaceX adalah menciptakan peradaban multiplanetary speciesoleh manusia. Dalam mencapai hal itu, tujuan awal SpaceX oleh Musk adalah mengkolonisasi Mars dan proyek SpaceX akan tertuju pada tujuan itu. Sementara, Tesla dan SolarCity bertujuan mengakselerasi transisi penggunaan energi oleh manusia menuju energi yang berkelanjutan. 

Dua cita-cita Musk oleh perusahaannya dapat kita lihat bagaimana Musk berpikir dan berhasrat. Ia adalah orang masa depan, yang memiliki keinginan tulus untuk kebaikan masa depan manusia. Salah satu pendiri Apple, Steve Wosniak sampai berkata bahwa masa depan tidak dibuat oleh perusahaan dengan nilai capital tertinggi, Apple, tapi ia akan diciptakan oleh Elon Musk dengan perusahaan-perusahaan milar dolar AS nya.

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun