Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyap Pagi di Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2025   17:07 Diperbarui: 17 Agustus 2025   17:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gemini  Generated  Image 

Pagi itu, Minggu 17 Agustus 2025, udara terasa dingin menusuk tulang. Di salah satu sudut kota, mentari perlahan menampakkan wajahnya, memancarkan sinar jingga yang lembut di langit Bandar Lampung. Di MTsN 1 Bandar Lampung, semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 terasa begitu kental. Namun, ada juga yang merayakannya dari sudut rumah, di balik layar kaca.

Di rumahnya, Chantika Diwokumala Jelimahfi, siswi kelas 9B, duduk di depan televisi. Pandangannya terpaku pada layar, menyaksikan upacara yang disiarkan langsung dari Istana Negara. Suara gagah pembacaan proklamasi, seolah gema meriam yang membelah keheningan, memenuhi ruang tamu. Sementara, Winarno hanya bisa bergumam lirih, "Alhamdulillah," sebuah ungkapan syukur yang hangat dan tulus. Baginya, kemerdekaan adalah anugerah terindah.

Di rumah lain, Yasyfa Maulida dan Sayyidatina Maziyatul Kamilah, keduanya dari kelas 9B, memilih menonton upacara di YouTube. Mereka menyaksikan detik-detik pengibaran bendera pusaka di Ibu Kota Nusantara (IKN). Bendera merah putih tampak berkibar anggun, diiringi lantunan lagu kebangsaan yang membuat bulu kuduk meremang. Aulia Bilqis Salsabila dan M. Ravi Ramadhani, siswa kelas 8A, juga tak ketinggalan. Mereka mengikuti upacara secara daring, menyaksikan setiap momen dengan seksama.

Namun, tidak semua merayakan kemerdekaan di rumah. Carissa Azkadina Velda, siswi kelas 9B, sudah tiba di sekolah sejak pukul 06:40. Ia, bersama Rifqi Maulana Firjatullah dan perwakilan siswa dari setiap kelas, guru, dan para petugas paskibraka, berkumpul di lapangan sekolah. Aroma tanah basah yang menusuk hidung setelah gerimis semalam, bercampur dengan wangi bunga-bunga yang ditanam di sekitar lapangan, menciptakan suasana sakral. Upacara berjalan dengan khidmat, disaksikan oleh banyak pasang mata yang terharu.

Di sudut lain, Naila Rahma dari kelas 9E, menuliskan catatannya. Ia mengamati bahwa upacara HUT RI ke-80 kali ini sangat istimewa, dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia juga mencatat slogan tahun ini, "Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju," sebuah amanah yang harus dipegang teguh.

Di tengah semua perayaan itu, ada kisah unik dari Dara Calista Azalia Suresman, siswi kelas 9B. Ia mengenang malam Mabit (Malam Bina Iman dan Takwa) saat ia masih kelas 7. Kenangan itu seperti sebuah lukisan di dalam ingatannya, penuh kehangatan dan tawa bersama teman-teman. Meski berbeda, kenangan itu mengajarkan arti persatuan dan kebersamaan.

Sementara itu, M. Kenzie Lorenzo A dari kelas 8G, tak banyak bicara. Baginya, kata "Seru!" sudah cukup untuk menggambarkan perasaannya. Karena di hari kemerdekaan, yang terpenting adalah semangat yang membara, entah itu di sekolah, di rumah, atau di mana pun berada. Kemerdekaan adalah milik semua, dan dirayakan dengan cara yang paling tulus dari setiap hati anak bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun