Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

MTsN 1 Bandar Lampung: Perjalanan Penjelajah Ilmu dari kelas 8A

24 Juni 2025   10:05 Diperbarui: 24 Juni 2025   09:33 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Download bukti kunjungan ke perpustakaan: https://drive.google.com/drive/folders/1rfrzcL3F1ihdoCGXsi31j5lusxOQNxcV?usp=sharing

Di ruang sunyi Perpustakaan MTsN 1 Bandar Lampung, rak buku tak pernah benar-benar diam. Bau khas kertas tua berpadu dengan udara sejuk dari pendingin ruangan. Di sana, suara sepatu yang berdecit di lantai keramik dan bisikan pelan para siswa menjadi irama harian yang akrab. Dan dari sekian banyak rak, rak 8A menjadi saksi perjalanan paling rajin: perjalanan para penjelajah ilmu dari kelas 8A.

Salah satu yang pertama meninggalkan jejak adalah Khalyla Ahza. Dengan langkah ringan dan mata penuh antusias, ia meminjam buku Bahasa Arab Kelas 8. Beberapa hari kemudian, terlihat ia duduk di sudut baca bersama Narayu Qanita. Tangan mereka saling menunjuk kata, sementara aroma tinta buku baru tercium samar. Sesekali tawa kecil terdengar---barangkali mereka sedang menerjemahkan dialog atau menemukan kata-kata asing yang terdengar lucu di telinga remaja.

Di meja lain, Ragah Bintang Nawarsyah menulis komentar di lembar pengembalian. Tangannya sedikit bergetar karena semangat. Ia menulis, "Bagus, bermanfaat, keren, banyak, bagus." Lima kata sederhana, namun jujur, seperti pancaran pikirannya yang belum dipoles gaya, tapi sarat makna.

Mutiara Kanaya adalah peminjam yang konsisten. Berkali-kali ia kembali dengan buku Bahasa Arab di tangan. Di lembar komentar, ia tulis polos, "Aku suka buku ini karena bermanfaat." Beberapa hari kemudian, tulisannya lebih percaya diri: "Saya mengerti banyak pelajaran Bahasa Arab dari buku ini." Tulisan tangannya rapi, mengandung harap, seolah tiap huruf mencerminkan kehausannya akan pemahaman.

Rak 8A juga mengenal nama Hanna Kamila Yudhanto, seorang penjelajah lintas genre. Dari IPA Terpadu, IPS, Sains Quran, hingga Pustaka Anak Cerdas, tangannya pernah meraba sampulnya. Di sela-sela debu lembut yang menempel di jari, ia menulis komentar puitis: "Sangat bermanfaat seperti kain pel di padang pasir." Dalam catatan lain, ia berkata:
"Buku ini membuat saya memperoleh pengetahuan tentang pendapatan per kapita negara-negara di Benua Asia dan Amerika."
"Membantu saya dalam mengetahui ilmu tentang hewan."
"Memberikan ilmu pengetahuan tentang beberapa negara-negara di dunia."
Komentar-komentar itu, jika dibaca perlahan, terdengar seperti narasi suara hati yang sedang tumbuh bersama buku.

Dzakiya Putri Neinda punya ketertarikan berbeda. Ia menjelajah sejarah Islam dan spiritualitas. Saat mengembalikan buku Pasukan Berbaju Putih, ia menulis pelan tapi pasti:
"Pasukan malaikat yang diutus Allah untuk membantu pasukan Muslim dalam Perang Badar."
Kata-katanya terasa berat, mengandung kesadaran sejarah dan iman.

Di sisi lain, Keysa Amira Kalila bereksperimen dengan ilmu. Ia mencoba Main, Yuk! Percobaan Sains, lalu beralih ke Ensiklopedia Fauna. Komentarnya penuh warna:
"Keren, bagus, bermartabat, mendidik, cool, mengesankan."
Deretan kata itu seolah memantulkan sensasi melihat gambar hewan eksotis dan percobaan kecil yang ia bayangkan bisa ia coba di rumah.

Rizky Fathian Rizal termasuk yang paling rajin mengulang. Buku Bahasa Arab berkali-kali ia bawa pulang, dan tiap kali kembali, selalu ada catatan sederhana:
"Lengkap dan bagus untuk dibaca."
"Buku ini sangat membantu dalam pembelajaran."
Nada suaranya terasa stabil, seperti irama napas pembaca yang yakin dan sabar.

Lalu ada Zaafira Naura yang pernah meminjam buku Komet. Setelah menyelesaikannya, ia menulis dengan semangat:
"Keren banget, pengen baca yang lain juga."
Kalimat itu pendek, tapi matanya yang berbinar saat menuliskannya---menyiratkan cinta pada petualangan fiksi luar angkasa.

Di balik angka-angka peminjaman dan jumlah eksemplar, rak 8A menyimpan aroma lembaran yang disentuh dengan rasa penasaran. Setiap komentar yang ditulis siswa kelas 8A bukan hanya evaluasi, tapi jejak kecil dari perjalanan mereka mencari jati diri lewat ilmu. Mereka bukan hanya peminjam, tapi penjelajah literasi. Buku-buku di rak 8A kini lebih dari sekadar tumpukan cetakan; mereka adalah jendela yang pernah dibuka oleh tangan-tangan muda yang haus akan makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun