Download bukti kunjungan ke perpustakaan; https://drive.google.com/drive/folders/1rfrzcL3F1ihdoCGXsi31j5lusxOQNxcV?usp=sharingÂ
Hari Jumat dan Sabtu, 16--17 Mei 2025, di Perpustakaan MTsN 1 Bandar Lampung selalu memiliki kisah. Pak Winarno, kepala perpustakaan, memulai pagi dengan secangkir kopi dan semangat menyambut para siswa yang datang membawa rasa ingin tahu. Di sampingnya, para pustakawan: Pak Rudi, Pak Eko, Pak Parindra, Pak Arija, Pak Sapar, dan tentu saja Bu Laksmi, siap mendampingi.
Elvina Farah Faizia dari kelas 8J datang pertama, mengembalikan buku Pemuda Terpercaya. Di catatan peminjamannya, ia menuliskan ayat inspiratif: "Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah." Kalimat itu membuat Pak Rudi mengangguk pelan, seolah menerima wejangan dari seorang ulama muda.
Disusul oleh Muhammad Erdin Syahputra, juga dari 8J. Ia mengembalikan Pustaka Anak Pintar. "Bagus dan sangat menarik untuk dibaca," tulisnya singkat. Pak Parindra tertawa kecil, "Singkat tapi bermakna."
Keesokan harinya, Sabtu, semangat baca tak surut. Zhidan Rasyad dari 8D meminjam dua eksemplar Bahasa Arab Kelas 8, diikuti oleh Nayla Zahrotu Rifa, juga dari 8D, yang meminjam dua eksemplar serupa.
Menjelang siang, Nabila Alkatiri dari 8I mengembalikan Bunda, Ajarkan Aku Mengaji. Catatannya membuat hati Bu Laksmi hangat: "Bukunya bagus banget banget banget."
Tak lama, Neisya Alika Putri Dafina dari 8C memilih buku Keajaiban Bumi. Ia tersenyum malu saat Pak Sapar mengomentari, "Siap menjelajah bumi lewat halaman buku ya?"
Di sela jam istirahat, Rasyad Imran mengembalikan dua eksemplar Bahasa Arab Kelas 8 yang ia pinjam sebelumnya. "Seru dan menyenangkan dan bermanfaat," tulisnya.
Kemudian Ibnu Rafif Satyawan dari 8H meminjam buku Keajaiban Laut, dan Maulana Akbar Albari dari 8G memilih Kemenangan yang Damai---judul yang mencerminkan harapan akan perdamaian dalam hati anak-anak muda.
Terakhir, Nayla kembali ke meja pustakawan, kali ini mengembalikan dua buku yang ia pinjam di pagi hari. "Keren, menyenangkan, seru, bagus," tulisnya dengan penuh antusias.
Saat sore menjelang, Pak Hartawan, Kepala Madrasah, menyempatkan datang dan membaca catatan siswa. Ia tersenyum dan berujar pada Pak Winarno, "Buku-buku ini memang tak bersuara, tapi hari ini mereka berhasil menggugah jiwa."