Mohon tunggu...
Mozes Adiguna Setiyono
Mozes Adiguna Setiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang keturunan Tionghoa tetapi hati tetap Merah Putih.

Lahir di Semarang, 2 Maret 1995

Selanjutnya

Tutup

Money

Soal Mata Uang, Timor Leste Pengecut

28 Agustus 2014   06:02 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:59 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata uang dolar Amerika Serikat (Sumber gambar : www.jobsstreet.net)

Mata uang adalah salah satu hal penting yang wajib dimiliki oleh sebuah negara. Tanpa mata uang, perekonomian sebuah negara dapat menjadi kacau. Selain berfungsi sebagai alat transaksi, mata uang juga menjadi identitas suatu negara. Pemerintah suatu negara dapat mencantumkan gambar-gambar pahlawan nasional negara tersebut pada mata uang negaranya, misalkan Indonesia mencantumkan gambar Ir. Soekarno pada lembar seratus ribu rupiah atau Amerika Serikat mencantumkan gambar George Washington pada lembar satu dolar AS. Bisa dikatakan bahwa negara yang belum punya mata uang sendiri sama saja belum punya identitas.

Timor Leste sebagai sebuah negara hingga hari ini belum memiliki mata uang sendiri. Timor Leste masih menggunakan dolar AS sebagai mata uang negara mereka. Orang-orang Timor Leste sering berdalih bahwa negara mereka masih berusia 12 tahun sehingga jika Timor Leste masih miskin adalah hal yang wajar. Namun sudah merdeka 12 tahun tetapi belum punya mata uang sendiri adalah hal yang keterlaluan. Walaupun begitu, mereka sangat bangga dengan dolar AS yang mereka punya karena mereka merasa bisa membeli macam-macam barang dari Indonesia. Mereka juga merasa hebat dengan banyaknya orang Indonesia yang bekerja di Timor Leste yang kata mereka "datang mencari dolar di Timor Leste". Sungguh tidak tahu malu saudara-saudara pengkhianat kita ini!

Faisal Basri, seorang ahli ekonomi Indonesia, pernah menulis artikel yang berjudul "Timor-Leste Sudah Menyusul Indonesia?" yang menyatakan bahwa perekonomian Timor Leste sudah lebih maju dari Indonesia. Artikel tersebut tidak dapat dipercaya. Mata uang Indonesia adalah rupiah sedangkan mata uang Timor Leste dolar AS. Padahal menurut kurs, perbandingan mata uang rupiah dengan mata uang dolar AS adalah 10 : 1. Mata uang merupakan cermin dari perekonomian sebuah negara. Naik turunnya mata uang rupiah merupakan cermin dari perekonomian Indonesia. Naik turunnya dolar AS bukan cermin dari perekonomian Timor Leste, melainkan cermin dari perekonomian Amerika Serikat sebagai negara superpower.

Hal lainnya yang tidak dapat dipercaya dari artikel Faisal Basri adalah kalimat beliau yang mengatakan bahwa kekayaan minyak di Indonesia menjadi semacam "kutukan" sedangkan di Timor Leste menjadi semacam "berkah". Kalau minyak di Timor Leste menjadi semacam "berkah", mengapa masih banyak mobil-mobil dari Timor Leste yang menyeberang ke Timor Barat untuk membeli BBM bersubsidi yang seharusnya dikhususkan hanya untuk warga Indonesia? (Baca lebih lanjut : http://regional.kompasiana.com/2013/10/10/mobil-timor-leste-konsumsi-bbm-bersubsidi-indonesia-600069.html) Ternyata di mata warga Timor Leste angka 1,4 dolar AS per liter adalah harga yang mahal. Padahal dalam artikel milik Faisal Basri disebutkan bahwa GDP per kapita Timor Leste sebesar $1.709. Sungguh luar binasa (bukan luar biasa)!

Walaupun Timor Leste masih miskin tetapi tidak sedikit orang-orang Timor Leste yang dengan muka tebal berani mengatakan bahwa negara mereka sudah maju bahkan telah mengalahkan Indonesia. Kalau memang betul perekonomian mereka sudah maju, mengapa mereka belum berani membuat mata uang sendiri? Hal ini menunjukkan bahwa Timor Leste adalah bangsa yang tidak punya rasa percaya diri. Mungkin mereka takut mata uang mereka akan bernasib sama seperti mata uang Zimbabwe. Bangsa Indonesia tidak menunggu perekonomian Indonesia maju terlebih dulu sebelum membuat mata uang sendiri. Kita patut berbangga memiliki founding fathers yang memiliki visi Indonesia yang mampu berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita memiliki mata uang sendiri, bahasa nasional sendiri (tidak menjadikan bahasa kolonial sebagai bahasa nasional), dan yakin dengan kekuatan militer kita sendiri.

Kita patut memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Sudan Selatan. Sebagai negara yang baru saja merdeka, Sudan Selatan sudah memiliki mata uang sendiri yaitu pound Sudan Selatan. Sudan Selatan memroklamirkan kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011 dan pada tahun itu juga mereka langsung menerbitkan mata uang mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang Sudan Selatan percaya diri dengan kemerdekaan mereka dan mereka yakin bisa berdiri sendiri, tidak seperti Timor Leste. Jadi kalau ada orang Timor Leste berani mengatakan : "Indonesia sudah berusia 69 tahun tapi perekonomiannya kalah sama Timor Leste yang masih berusia 12 tahun", kita bisa membalas dengan mengatakan : "Tapi soal nyali, Timor Leste yang sudah berumur 12 tahun kalah sama Sudan Selatan yang masih berumur tiga tahun."

Lokasi negara Sudan Selatan (Sumber gambar : www.ds-lands.com)
Lokasi negara Sudan Selatan (Sumber gambar : www.ds-lands.com)

 
Mata uang pound Sudan Selatan (Sumber gambar : www.currencyquest.com)
Mata uang pound Sudan Selatan (Sumber gambar : www.currencyquest.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun