Mohon tunggu...
Mozes Adiguna Setiyono
Mozes Adiguna Setiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang keturunan Tionghoa tetapi hati tetap Merah Putih.

Lahir di Semarang, 2 Maret 1995

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Ingin Bantu Timor Leste, Pengungsi Eks Timtim Dilupakan

22 September 2014   02:34 Diperbarui: 2 Juli 2019   18:02 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY bersama istri saat kunjungan ke Portugal

Dua hari yang lalu, saya tersontak kaget ketika melihat headline di Metro TV yang bertuliskan "RI dan Portugal sepakat bantu pembangunan Timor Leste". Kemudian saya segera search informasi mengenai berita tersebut. Memang betul, SBY bersama istri dalam kunjungannya ke Portugal mengatakan bahwa Indonesia dan Portugal akan bekerjasama membantu pembangunan di Timor Leste. Masalah Timor Leste menjadi salah satu hal yang dibahas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Anibal Cavacco Silva dalam pertemuan bilateral di Palacio de Belem, Lisboa. "Saya mendiskusikan kemungkinan kerjasama Indonesia dan Portugal dengan Timor Leste. Kami berharap Indonesia dan Portugal bisa berbuat banyak membantu Timor Leste," kata Presiden SBY dalam pernyataan pers seusai pertemuan.

Hal ini tentu sangat menyakiti hati orang-orang Timor Timur pro integrasi dan para prajurit TNI yang dulu berjuang mati-matian memertahankan Merah Putih tetap berkibar di Timor Timur. Saya mencoba membayangkan, seandainya diri saya rela duduk di kursi roda karena kehilangan kaki saya demi membela Sang Saka Merah Putih dan sekarang orang-orang yang dulu menginjak-injak dan membakar bendera Merah Putih kini mendapat bantuan dari Indonesia, tentu saya akan merasa sangat kecewa. Presiden SBY seharusnya mengingat perjuangan rekan-rekan beliau yang telah gugur di medan bakti. Hal ini membuat saya tidak lagi respek terhadap beliau. "Habis manis, sepah dibuang", inilah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan apa yang dilakukan Presiden SBY.

Pasca jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999, lebih dari seratus ribu warga Timor Timur melakukan eksodus ke Timor Barat. Mereka rela meninggalkan harta benda dan sanak saudara mereka demi membela Merah Putih. Rasa sedih, marah, dan takut bercampuraduk di wajah para pengungsi. Walaupun dalam keadaan terlunta-lunta, ternyata masih ada yang semangat berteriak "NKRI harga mati!" atau "Hidup integrasi!" Berbagai sumpah serapah untuk merebut kembali Timor Timur sering terdengar dari mulut para pejuang pro integrasi. Saya masih ingat ketika saya masih kelas 5 atau 6 SD, mantan wakil panglima PPI Eurico Guterres pernah menjadi tamu di program Kick Andy. Eurico Guterres bercerita ada beberapa benda miliknya yang berwarna merah putih. Andy Flores Noya sebagai host dengan iseng bertanya : "Ada lagi benda yang tidak kami lihat yang berwarna merah putih?" Eurico Guterres menjawab : "Tulang, darah, dan daging saya juga merah putih." Itu adalah sebuah dialog yang tidak akan pernah saya lupakan.

Eksodus warga Timor Timur pro integrasi ke Timor Barat (Sumber gambar : cabiklunik.blogspot.com)
Eksodus warga Timor Timur pro integrasi ke Timor Barat (Sumber gambar : cabiklunik.blogspot.com)
Lalu bagaimana dengan nasib para warga eks Timor Timur saat ini? Kondisi mereka tidak banyak berubah dibanding hari-hari pasca jajak pendapat tahun 1999. Masih ada banyak warga eks Timor Timur yang masih menempati gubuk-gubuk reyot di kamp pengungsian. Ada banyak anak-anak warga eks Timor Timur yang belum bersekolah karena faktor kemiskinan. Tidak jarang warga eks Timor Timur mendapat pengusiran dari warga lokal NTT karena status tanah tempat tinggal mereka yang tidak jelas. Memang ada sebagian warga yang telah memeroleh rumah gratis dan penghasilan tetap tetapi itu masih sebagian kecil dari sekitar 104 ribu pengungsi eks Timor Timur di NTT. Meskipun hidup susah, para warga eks Timor Timur masih tetap setia kepada NKRI dan tidak mau pulang ke Timor Leste. Beberapa dari antara mereka yang akhirnya memilih pulang ke Timor Leste justru dimusuhi warga Timor Leste dan bahkan ada yang pulang menjadi jenazah.

Kondisi kamp pengungsi eks Timor Timur di Atambua (Sumber gambar : www.tempo.co.id)
Kondisi kamp pengungsi eks Timor Timur di Atambua (Sumber gambar : www.tempo.co.id)
Hasan, salah seorang warga eks Timor Timur yang telah dapat bantuan rumah dari pemerintah
Hasan, salah seorang warga eks Timor Timur yang telah dapat bantuan rumah dari pemerintah
Presiden SBY harus kembali diingatkan dengan perkataan Ir. Soekarno "Jangan sekali-kali melupakan sejarah!" Tidak hanya itu, beliau sendiri juga sudah pernah berjanji masalah pengungsi eks Timor Timur akan tuntas di tahun 2014. Di tahun 2014 ini, masalah pengungsi eks Timor Timur sepertinya masih jauh dari kata tuntas. Susilo Bambang Yudhoyono yang berusaha memberikan "hadiah-hadiah terakhir" sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden, kini justru memberikan "luka" kepada warga Indonesia. Alangkah lebih baik jika Presiden SBY mengalokasikan dana yang cukup besar untuk uang tunjangan para pejuang pro integrasi serta mengunjungi para pejuang pro integrasi Timor Timur yang masih hidup sebagai "hadiah terakhir" dari presiden Indonesia sebelum mereka menutup mata untuk selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun