Mohon tunggu...
Azimuddin
Azimuddin Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta

Menulis untuk berbagi dan meninggalkan jejak

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bucin Handphone

20 Juni 2021   19:35 Diperbarui: 20 Juni 2021   19:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BUCIN HENPON

Detak jantung  cepat, tangan mulai gemetar. Mulut kering. Suhu tubuh naik mendekati batas standar masuk stasiun 37,3 C. Gelisah. Periksa tas jaket, bongkar semua. Beneran, Handphone ketinggalan dirumah.

Pikiran menimbang cepat, apa layak buat seekor HP mendapatkan perjuangan menerobos  rimba jalanan 30 menit bolak-balik rumah stasiun? Lihat keatas gerimis, mendung berat langit gelap.

Jawaban pertama terlintas : layak.

Penjaga parkir yang mulai curiga melihat tingkah laku saya bertanya.  Ada yang ketinggalan pak?

Iya handphone ketinggalan dirumah jawab saya sambil nepuk-nepuk kantong celana depan belakang. Saya lirik, dia terseyum, terlihat bahagia. Mau balik ambil pak? Tanyanya lagi. Issh sialan, saya bisa baca pikirannya:  Ni orang pasti bela-belain balik lagi, mana tahan orang macam bapak ni ketinggalan HP. Tarohan, kalo dia ga balik, ga ngerokok gw hari ini.

Ngga, udah biarin aja. Yok mas, titip motor ya, jawab saya sambil berjalan kearah stasiun. Wuahahaha dalam hati tertawa puas saya. Mampus lo ga ngerokok seharian .

Lima langkah dari parkiran otak mulai terguncang, biasa pantengin hape sambil jalan. Kecut saya. Mulai menyesal, ngga ada guna kemenangan sesaat dari penjaga parkir. Mending berhenti merokok dah daripada ga ada HP. Tengok kebelakang, penjaga parkir tersenyum menang lihat bibit depresi di mata saya. Sialan!

Kehilangan sesuatu yang biasa memaku mata dan pikiran membuat saya mulai sadar sekitar. Jalanan basah sehabis hujan, daun pohon kelihatan lebih hijau, bersih seperti habis dicuci. Mendungnya langit menambah kesyahduan suasana. Eh, asik juga ya.

Commuter line meluncur. Eh eh kaget saya bertambah.

Berhenti sebentar di St. Pondok Cina,  lumut disekujur beton proyek apartemen Mahata Margonda kasih tanda kalo ngga ada aktivitas pekerja disitu. Begitu juga di proyek Transit Oriented Development (TOD) diatas St.Tanjung Barat, belum kelar juga sejak dibangun tahun 2017. Rumput disekitarnya juga mulai tinggi.  Tapi tetangga seberangnya lebih beruntung , sudah terpampang reklame ungu besar di fasadnya.  Aeon bunyinya. Kapan ya dia buka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun