Mohon tunggu...
Muhammad Owen Maulana
Muhammad Owen Maulana Mohon Tunggu... Petani - Muhammad Owen Maulana

Muhammad Owen Maulana merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN SUSKA RIAU, Konsentrasi Jurnalistik. Lahir di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir 20 tahun lalu, pria yang akrab disapa Owen tersebut menyelesaikan pendidikan dasar di SD Perguruan Wahidin Bagansiapiapi. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama dan menengah atas di MTsN 2 Kepulauan Meranti dan MAN 2 Kepulauan Meranti. Cita-citanya mulia, memberi manfaat kepada orang banyak dan senantiasa menebarkan kebaikan.😊

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lautan Hati Gus Dur

11 Desember 2019   18:42 Diperbarui: 11 Desember 2019   18:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bangkitmedia.com/

Saya memulai tulisan ini dengan mengatakan bahwa Gus Dur itu manusia biasa yang mempunyai karya luar biasa. Anda boleh punya pendapat sebaliknya, terserah. Ini mimbar merdeka yang tentu perlu dicatat bahwa kemerdekaan kita berarti ada tanggung jawab diri terhadap kehormatan orang lain. Jangan sampai kemerdekaan diri justru menunjukan diri kepada orang lain bahwa diri sendiri menjadi tidak bernilai.

Perjalanan hidup Gus Dur selalu mengajarkan kemerdekaan berfikir dan kemandirian dalam berkarya. Sikap yang sangat kontras dengan orde baru waktu itu. Sebagai ketua PBNU waktu itu, sudah tiga kali percobaan pembunuhan oleh orba kepadanya. Allah pun masih melindunginya. Gus Dur selamat.

Apakah Gus Dur dendam dengan Soeharto? Tidak, tidak sama sekali. Silahkan cek buku, tulisan atau YouTube di Metro TV tentangnya. Bahkan, Gus Dur sendiri telah memaafkan Soeharto dan menganggap sebagai temannya.

Apakah Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU waktu itu mengajak menghujat Soeharto? Tidak sama sekali. Para ulama waktu itu tidak ada satupun setahu saya yang menjelek-jelekan Soeharto. Mereka tetap menghormatinya sebagai pemimpin walaupun dengan prinsip yang berbeda. Gus Dur dan Nahdliyyin selama 32 tahun menjadi oposisi tidak pernah menghujat dan menjelekan orde baru. Tetapi tetap merangkul dan kemudian memaafkan di akhir hidup Soeharto.

Mungkin itu sebab nya Gus Dur punya slogan "Gitu aja kok repot," adalah sikap tidak memperdulikan cacian atau kebencian yang dialamatkan kepadanya. Ancaman pembunuhan, cacian yang masih terekam dalam memoriku yang dialamatkan kepadanya.

Kini Gus Dur telah tiada. Kita boleh bersilang pendapat terhadapnya, namun kotak amal di kuburan Gus Dur menjadi saksi, bahwa setiap bulan dibuat rata-rata terkumpul 250-300 juta, dan ini disumbangkan untuk orang orang yang membutuhkan, termasuk anak yatim piatu.

Gus Dur yang sudah wafat saja masih bisa menggerakkan umat manusia untuk berbuat baik melalui bantuan yang terus mengalir.  Sedangkan kita, amal kebaikan masih minim tapi kata-katanya sering tidak pantas diucapkan sebagai seorang muslim. Jangan-jangan amal ibadah dan amal Sholeh kita yang sedikit sudah habis dan kini tinggal rugi nya, gara gara berbicara sok gaya tanpa karya.

Semoga Rahmat Allah selalu untuk Gus Dur. Al-Fatihah

Dr. Imam Ghozali

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun