Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

5 Tips Menghadapi Kerjaan Gratisan

28 Mei 2015   14:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14327966801208451368

[caption id="attachment_386018" align="alignnone" width="600" caption="Foto milik @motulz"][/caption]

Berapa banyak dari teman-teman kreatif yang bekerja di bidang desain, pernah menghadapi kerjaan desain atau diminta ide gratisan? Yang dulu dikenal dengan istilah “proyek tengkyu”? Bagaimana rasanya? Kapok? Atau it’s OK? Katanya era ekonomi kreatif?

Sejak lulus kuliah, saya sudah dihadapi dengan cerita-cerita dari senior atau alumni untuk mempersiapkan situasi di mana kita akan menemukan klien yang hobi minta desain atau solusi ide gratisan. Alasan paling umum adalah sebagai “perkenalan” lalu si klien akan janji dan memberi harapan dengan iming-iming “nanti akan ada banyak job lain deh”.

Lantas jika kita tidak dibayar apakah artinya kita akan rugi? Bisa jadi iya, tapi bisa jadi tidak juga. Tergantung bagaimana strategi kita dan dari arah pandang mana kita melihat si proyek tengkyu ini. Seperti apa? Ini tipsnya!


  1. Pengalaman/Belajar: Ini alasan yang paling umum, tidak dapat uang yang penting dapat pengalaman. Jangan anggap remeh sebuah pengalaman. Pengalaman adalah pembelajaran. Jika dalam mengerjakan proyek ini kita tidak mengambilnya sebagai pengalaman dan pembelajaran, kamu sendiri yang salah dan rugi. Catatan: Kamu harus jeli melihat skala proyek-nya, apakah proyek ini akan memberikan pengalaman/ pembelajaran atau tidak. Jika tidak, ya jangan.
  2. Relasi: Katakanlah proyek ini tidak memberikan pembelajaran maka kamu musti jeli juga, jangan-jangan proyek ini membuka pintu relasi baru? Misalnya dengan mengerjakan proyek ini maka kamu akan dapat akses berkenalan dan bekerja sama dengan orang-orang hebat? Orang penting? Atau orang tenar? Bagaimanapun relasi atau akses itu punya nilai yang sangat besar juga lho.
  3. Eksposur: Nah ini yang menarik, yaitu mengerjakan proyek tidak dibayar tapi karya kita terpampang dan tersebar di mana-mana. Caranya adalah kenali klien kamu ini pamor atau eksposurnya besar atau tidak? Misalnya kamu dapat kerjaan dari media, baik cetak, elektronik, film, dan seterusnya. Contoh kamu dapat kerjaan yang tayang di TV atau film, jelas itu eksposur-nya tinggi. Tinggal jeli aja skala TV-nya lokal? Regional? Nasional? Atau bahkan internasional?
  4. Kredibilitas: Ah ini juga menarik, yaitu jika kamu mendapat tawaran bikin kerjaan gratisan dari perusahaan dengan kredibilitas tinggi, punya nama besar, atau skala internasional. Bayangkan jika kamu mendapat tawaran bikin desain poster dari Apple, atau Airbus, Boeing, NASA, atau dari kementerian bahkan misalnya dari Departemen Pertahanan Amerika! Seru kan? Nilai yang tinggi di sini adalah bahwa kredibilitas atau level karya kamu sudah ada di tingkatan trust atau kepercayaan perusahaan sebesar itu. Tidak gampang lho mendapatkan kepercayaan/trust dari perusahaan selevel itu!
  5. Investasi: OK ini mungkin agak jarang tapi ya kali aja. Yaitu kamu diminta mengerjakan desain atau ide untuk proyek start up. Walau peluangnya masih 50:50 akan tetapi kalau beban kerja dan waktunya memungkinkan, kenapa tidak? Sekalian belajar? Ingat poin 1 di atas. Tidak sedikit kisah tentang seorang desainer yang awalnya hanya dibayar dengan saham kecil, namun bisa kaya-raya karena perusahaan start up-nya sukses. Yup, ini kerjaan feeling dan gambling.. :)


Nah! Dari kelima tips tadi, satu hal penting yang saya selalu ingat adalah bahwa kita harus mampu membedakan antara MONEY dan VALUE, uang dan nilai, pricepride. Seringkali kita hanya merasakan rugi, rugi, dan rugi karena tidak mendapatkan uang. Tapi kita tidak sadar bahwa ada value atau nilai-nilai yang besar di situ. Bisa jadi ini semua akibat dari persepsi umum masyarakat kita selama ini, bahwa apa pun harus ada harganya, tidak ada yang gratis hari ini, time is money, ada rupa ada harga, tak ada uang tak ada barang.. dan seterusnya. Siapa sih yang menyangka kalau logo NIKE itu adalah karya mahasiswi yang saat itu dibayar hanya sekitar Rp.500.000,- ? :)

OK sip.. Selamat mendesain!

Tulisan diambil dari blog motulz.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun