Para remaja akan lebih sensitif ketika masa itu. Menurut Pikunas (1976), masa remaja ini dipersepsikan sebagai masa badai dan stres, frustrasi dan rasa sakit, konflik dan krisis penyesuaian, lamunan dan pikiran tentang cinta, dan rasa keterasingan dari kehidupan sosiokultural. Masa remaja juga dianggap sebagai masa pemberontakan.Â
Perubahan fisik dan hormonal pada periode ini menyebabkan peningkatan ketegangan emosional. Sebagian besar dari mereka mengalami ketidakstabilan akibat mencoba beradaptasi dengan pola perilaku baru dan tuntutan masyarakat baru, meskipun tidak semuanya melewati masa badai dan stres.Oleh karena itu, wajar saja jika pada masa ini, para remaja merasa emosinya sering berubah-ubah.Â
Perlu digaris bawahi, jika hal ini bukanlah bipolar, namun efek dari perubahan fisik, lingkungan, dan hormon pada remaja. Tetapi jika emosi tersebut dirasa mengganggu kegiatan sehari-hari dan sulit dikontrol, baiknya langsung pergi ke tenaga profesional dan konsultasikan dengan orang yang benar-benar ahli dibidangnya.