Mohon tunggu...
Monica Putri
Monica Putri Mohon Tunggu... -

Life is just looking for happiness... \r\nTwitter : @Monickcha\r\nWordpress: monickchaa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Peran Seorang Guru

28 Januari 2014   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WOW!! Bicara soal guru saat ini, dan aku akan membagi cerita pengalamanku juga. Berawal dari SD kelas 3 nih, aku masih ingat bahwa kelas 3 SD aku mempunyai seorang guru MTK (Matematika), cowo sih. Nah guru ini hobbinya mukulin anak pakai kertas yang digulung. Ya sebenarnya, tujuan guru ini baik hanya untuk mendidik kedisiplinan anak-anak. Tapi aku berfikir tak begitu juga kali, jangan sampai buat anak orang menangis. Selama itu aku tak suka pelajaran MTK, walaupun guru itu mukulnya pelan, tapi ya setidaknya engga begitu juga kaleee. Akhirnya setelah aku naik kelas 4 SD, aku jadi benci banget sama MTK. Aku selalu tak bisa dalam pelajaran tersebut. Bahkan males pelajari, berhubung guru MTK aku bukan cowo itu lagi, dan dia sudah dikeluarkan dari sekolah, tapi tetap saja aku tak suka sama pelajaran MTK. Lalu saat aku kelas 5, aku diajarkan oleh Wakil Kepala Sekolah (Kalau tidak salah) yaitu berprofesi sebagai guru MTK juga, wow!! Beliau sangat baik dan sabar mengajari anak-anaknya yang tak bisa. Walaupun guruku ini cowo lagi, tapi Beliau sabar sekali.

Guruku ini sangat amat baik, dia mengajariku dengan penuh kesabaran. Jika ada anak yang tak bisa paling hanya ditanya 'kenapa kamu tidak bisa' Aku berfikir apakah pelajaran hitung menghitung harus sesusah dan serumit itukah? Sampai-sampai aku harus menemukan dalam MTK itu pelajaran 'Aljabar, Suku banyak, Logaritma, dsb'. Padahal kan yang nanti dipakai cuma 'Pengurangan, Pembagian, Penjumlahan, dan Perkalian' hanya itu (menurut saya). Kecuali kalau nanti kerjanya masuk ke akuntansi. hehehehe, oke, balik ke cerita. Ya jujur, aku baru bisa perkalian dan hapal perkalian kelas 5 SD lhoo, itu juga karena bantuan Wakil KepSek yang mengajarkan kami semua MTK. Ya setelah itu, aku lulus SD dengan nilai sempurna. MTK nya juga tak jelek-jelek banget kok sewaktu SD.

Bicara naik ke SMP, ya lagi-lagi aku bertemu dengan yang namanya pelajaran MTK. Kali ini aku juga mendapatkan guru MTK perempuan lhoo. Wow! Beliau sungguh baik dan patut diacungkan 4 jempol atau bahkan lebih. Karena apa? Karena Beliau tidak hanya mengajariku MTK saja, tapi pelajaran yang lain juga serta menjadi Wali Kelas. Tentu bagus bukan? Sekolahku saat aku SMP memang masih baru, sekolahku baru buka SMP, dan aku sebagai angkatan pertamanya, ya jelas saja belum ada guru lain di berbagai bidang tertentu. Tentu berat ya menurutku, mengajar sendiri ada sih bantuannya, tapi Kepsek aku dulu hanya mengajarkan tentang agama Kristen dan PKN. Wali kelasku ini selain pelajaran MTK, beliau juga mengajar IPS, IPA, Seni dan Budaya dsbnya. Sampai akhirnya aku naik kelas 2 SMP, baru ada guru disetiap bidangnya masing-masing hingga aku SMA.

Oh ya, yang menarik saat aku SMA adalah, aku lagi-lagi untuk kesekian kalinya mendapatkan sekolah yang baru membuka unit SMA, dan akhirnya aku menjadi angkatan pertama lagi. Hmm, sebenarnya membosankan dengan yang namanya angkatan pertama, kenapa? Karena menurut aku, jika aku menjadi angkatan pertama, otomatis jika sudah dewasa dan punya anak nanti, selaginya reunian di sekolah itu, pasti diusir oleh satpam atau guru lain. Karena pasti setiap tahunnya gurunya ada saja yang baru dan berganti-ganti terus. Jadi guru yang mengajarku sekarang, mungkin tak akan selamanya ada di sekolah itu. Yahhh, sedih kan jadi angkatan pertama, walaupun sekolah itu sudah memberikan aku ilmu. Sama dengan kasus aku saat bermain di SMP. Tapi masih untuk pas aku ke sekolahan SMP aku ini, masih ada beberapa guru yang menetap dan masih bekerja di sekolah SMP aku ini. Ya, setelah aku lulus SMA, jika aku main ke SMP lagi, mungkin mereka sudah tidak mengajar lagi. Apalagi KepSek SMP aku sudah berganti orang. Sedih bukan? Itu mengapa aku tak suka menjadi angkatan pertama.

Okay, bicara soal Peran Seorang Guru, bagiku peran seorang guru ini sungguh luar biasa dan patut diacungkan 10 jempol atau mungkin lebih. Kenapa? Karena guru-guru ini selain memberikan ilmu kepada kita, mereka semua adalah seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Jasa-jasa guru-guru yang mereka selama ini punya tidak bisa digantikan oleh apapun itu. Mereka kuliah tinggi-tinggi sampai ada mungkin yang sudah S2 atau S3, tapi mereka masih mau bekerja menjadi seorang pengajar. Padahal kan banyak perusahaan yang mungkin mau menerima seorang karyawan yang sudah S2 atau S3 ini, tapi mereka tidak mau bekerja di perusahaan, mereka lebih ingin mengajar anak-anak generasi muda, supaya bisa sukses nantinya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa bukan? Mereka susah payah, jatuh bangun dengan sabar menghadapi anak-anak yang luar biasa bandel ini, bahkan sering ada komentar dari orang tua yang mungkin menyakitkan hatinya, mereka semua hanya bisa mengelus dada sambil berkata sabar, karena inilah tugas guru. Harus siap dikomentar oleh orang tua siswa/inya.

AKU BANGGA DENGAN PERJUANGAN SEORANG GURU! OH GURUKU, JASAMU TIADA BATASNYA, KAU ADALAH PAHLAWANKU!

SALAM,

@Monickkcha

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun