Mohon tunggu...
Johana Maria Theresia
Johana Maria Theresia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang penikmat ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang politik dan ilmu sosial. Ketertarikan saya pada politik dunia telah membawa saya ke dalam berbagai diskusi dan penelitian mendalam tentang dinamika dan isu-isu global. Saya percaya bahwa pemahaman tentang politik dunia adalah kunci untuk memahami bagaimana masyarakat global berinteraksi dan berubah. Selain itu, saya juga memiliki minat yang kuat dalam ilmu sosial. Saya merasa terpanggil untuk memahami bagaimana masyarakat berfungsi dan bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dalam konteks sosial yang lebih luas. Ilmu sosial memberikan saya alat untuk memahami dan menganalisis fenomena sosial dari berbagai perspektif. Namun, kehidupan saya tidak hanya tentang belajar dan penelitian. Saya juga memiliki hobi yang membantu saya untuk bersantai dan mengekspresikan diri. Saya suka bernyanyi, membaca, dan menari. Bernyanyi dan menari memungkinkan saya untuk mengekspresikan diri secara kreatif, sementara membaca memberikan saya kesempatan untuk melarikan diri ke dunia lain dan memperluas wawasan saya. Dengan cara ini, saya menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengurai Perang Israel-Palestina dalam Analisis Realisme Klasik, Offensive dan Deffensive

17 Oktober 2023   23:04 Diperbarui: 17 Oktober 2023   23:04 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik antara Israel dan Palestina adalah konflik yang saat ini tengah menjadi perbincangan dunia global. Pasalnya konflik yang kontroversial antar kedua negara tidak kunjung meredam dan telah terjadi dalam kurun waktu yang lama yaitu sejak 1948, namun akhir-akhir ini konflik antar kedua negara telah memasuki babak baru setelah pada sabtu (7/10/2023) kelompok Hamas menyerang wilayah Israel, hal ini disebabkan lantaran Hamas menganggap Israel sebagai musuh dan penjajah yang harus dilawan. 

Mereka menganggap Israel melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kebijakan diskriminatif terhadap warga Palestina, termasuk pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang dianggap ilegal oleh banyak negara dan organisasi internasional. Oleh karena itu kasus ini termasuk dalam konflik destruktif karena mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa dalam skala yang besar serta penggunaan tenaga militer yang masif. Untuk itu mari kita lihat kasus ini dari POV realisme klasik, realisme offensive, dan realisme deffensive. 

*Analisis melalui Realisme Klasik

Dalam kacamata Realisme klasik negara dianggap sebagai objek yang egois dan memiliki ambisi dalam hubungan internasional, negara akan melakukan apa saja asalkan National Interest mereka dapat tercapai sekalipun hal itu hanya bisa terealisasi melalui perang. Dalam teori ini kekuatan militer dan ekonomi adalah aspek yang paling penting, negara yang memiliki kekuatan militer yang kuat maka otomatis bisa menyetir negara lain dan menjadikannya sebagai alat untuk memenuhi kepentingan domestiknya menggunakan power yang dimiliki. 

Menelisik dari duduk permasalahanya, faktor utama yang menjadikan konflik ini pecah karena, kedua belah pihak saling mengklaim wilayah yang akan dijadikan kedudukan sebuah negara. Oleh karena itu jika kita menghubungkannya dengan teori realisme klasik maka tindakan yang diambil oleh Israel merupakan tindakan proteksi atau pertahanan atas wilayah yang di klaim sebagai wilayah kekuasaannya serta melindungi kepentingan nasionalnya. Langkah yang telah diambil Israel yaitu menggunakan kekuatan militernya untuk memukul mundur pasukan dari palestina,memporak- porandakan palestina dan memegang kontrol atas wilayah Palestina.

 Selain itu Israel juga melakukan kebijakan ekonomi yang mempersulit akses ekonomi rakyat palestina seperti melakukan perbatasan perdagangan dan akses ke sumber daya karena kontrol penuh itu tadi. hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan, maka dari itu banyak pihak yang mengecam tindakan Israel termasuk organisasi internasional seperti PBB namun dalam pandangan realisme klasik sistem dunia yang anarki dan juga menjadikan negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menjalankan wilayah mereka sendiri.

Maka peran organisasi internasional dalam kasus ini dianggap tidak punya pengaruh yang berarti di sisi lain jika kita menelaah lebih dalam tentang teori ini maka tindakan yang diambil Israel memang sudah seharusnya dilakukan atas dasar pertahanan negara. Realisme klasik juga beranggapan bahwa negara-negara yang mendukung Israel dan Palestina sejatinya bukan atas dasar kemanusiaan melainkan atas dasar kepentingan mereka terhadap hubungan diplomasi dengan negara terkait serta citra dalam dunia internasional.

*Analisis melalui Realisme Offensive.

Menurut realisme offensive memperoleh kekuasaan seluas-luasnya adalah orientasi dan tujuan utama bagi negara dalam hubungan Internasional. Pandangan ini beranggapan bahwa negara memiliki hasrat untuk mendominasi negara lain serta berlomba-lomba untuk memperoleh pengaruh yang lebih besar. Dalam kasus ini jika dipandang melalui realisme offensive israel berusaha memperluas cakupan wilayahnya di wilayah timur tengah salah satunya Palestina. Israel mengarahkan segala kekuatan militer yang dimilikinya dalam rangka menguasai wilayah palestina demi terlaksananya keinginan mereka. 

Konflik Israel-Palestina dapat dilihat sebagai konflik antara dua negara yang saling mencurigai dan bertindak offensive untuk mempertahankan keamanan nasional dan memperluas pengaruh di wilayah tersebut. Israel dan Palestina saling bersaing untuk menguasai wilayah yang sama, dan keduanya memiliki kepentingan nasional yang saling bertentangan. Israel telah memperkuat kekuatan militer mereka dan memperluas wilayah mereka melalui pendudukan dan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina. 

Hal ini dapat dilihat sebagai tindakan offensive untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam hubungan internasional dan mempertahankan keamanan nasional mereka. Di sisi lain, Palestina telah melakukan serangan teroris dan melancarkan serangan roket ke wilayah Israel sebagai tindakan offensive untuk memperjuangkan hak mereka atas wilayah tersebut. Dalam realisme offensive konflik Israel-Palestina dapat dilihat sebagai konflik yang sulit untuk diselesaikan karena keduanya memiliki kepentingan nasional yang saling bertentangan. Kedua belah pihak cenderung menggunakan kekuatan militer dan tindakan ofensif lainnya untuk mempertahankan keamanan nasional mereka dan memperluas pengaruh di wilayah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun