Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Effect! Masak Khas Orang Kota

17 April 2024   05:32 Diperbarui: 17 April 2024   05:47 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran effect (sumber: pribadi, bing.com) 

Ah, ini pengalaman kecil pribadi. Keluarga kecil di sebuah kota kecil di ujung Kota Bandung. Lebaran sudah berlalu. Mudah sudah dilakukan. Bahkan, terjebak arus balik pun sudah dirasakan. Pokoknya, paket komplit untuk lebaran tahun, sudah dirasakan banget. Salah satu yang tersisa saat ini, adalah hidup berkeluarga kembali. Dengan anggota keluarga inti di kota.

Saat itu, hari keempat dan kelima. Sudah berada di kota kembang lagi. Hidup alamiah seperti sedia dulu kala, sudah mulai di rasakan lagi. Kebutuhan makan dan minum siang hari, dan aktivitas di siang hari. Hal yang membedakannya apa, "belum ada yang jualan, maaf, kita harus masak sendiri..?" itulah pesan moral pagi hari yang disampaikan istri.

Pengalaman ini mungkin banyak dirasakan banyak orang. Setidaknya, ada dua atau tiga kategori orang yang dipaksa untuk masak sendiri.

Pertama, keluarga kota yang ditinggalkan asisten rumah tangga. Asisten rumah tangga itu, ada yang mudik, dan ada pula yang cuti. Intinya mereka tidak hadir di rumah, dan kemudian seluruh pekerjaan kerumahtanggaan harus dilakukan oleh sang pemiliknya. Situasi seperti ini, memaksa anggota keluarga untuk masak sendiri. 

Itulah lebaran effect!

Hal yang lebih buruk, Asisten Rumah Tangga (ART) yang  mudik bercengkrama dengan sesama profesi yang lainnya, atau dengan profesi lainnya di kampung halaman. Hasil dari obrolan itu, kemudian mengubah persepsi sang ART. Pada ujungnya, tidak balik lagi ke kota atau ke tempat kerjanya. Dalam situasi seperti ini, sang pemilik rumah akan dipaksa panik, dan kemudian harus mencari ART pengganti lainnya.

Perubahan sikap terhadap seseorang, akibat adanya interaksi antara orang dan desa pun, adalah salah satu dari lebaran effect!

Kedua, anggota keluarga dipaksa masak, karena memang belum ada yang jualan di luar rumah. Sejumlah rumah makan, atau warung makanan, yang biasanya menawarkan jualan siap saji, baik sayuran maupun pangan yang lain, dalam beberapa hari selepas lebaran hampir dipastikan belum  beroperasi. Sama serupa dengan yang lainnya, mereka pun masih ada di kampung halaman.

Alasan mereka berlama-lama di kampung halaman, mungkin alasannya sama, 'pedagang yang lain pun, masih mudik, jadi gak bisa jualan dulu..'. Celakanya, dengan pola pikir serupa itu, konsumen yang mengandalkan jasa mereka menjadi terganggu, salah satu dianatranya adalah keluarga-keluarga kota yang mengandalkan sumber-bahan pokok dari kelompok mereka itu.

Bagi mereka yang berpikiran positif. Kondisi serupa itu, akan memberikan sesuatu yang baru. "anak-anak, mari cobain masakan Ayah.." ungkapnya, sambil ketawa kecil, walaupun tahu diri, tetapi memiliki harapan besar mendapat pujian dari anggota keluarga. Situasi serupa itu, menjadi bagian dari seru-seruan diantara keluarga untuk bisa mandiri, dan melatih hidup mandiri terhadap anggota keluarga.

"Dalam situasi tertentu, kita dipaksa harus mandiri..." ungkap sang Ayah, "kita tidak bisa mengandalkan atau menggantungkan diri terus kepada orang  lain.." tuturnya. Ungkapan yang dianggukkan oleh anggota keluarga yang lainnya. Dengan semangat serupa itu, suasana keluarga masih tetap terjaga kerukunan dan keharmoniannya, walaupun ditinggalkan ole ART atau belum tersedianya  jasa penjual makanan.

Bagi kelompok yang statis atau pesimistis, situasi seperti ini, cukup diselesaikan dengan masakan-masakan instan.  Merebus Mie dan ceplok telor secara berulang-ulang. Sang anak sudah tentu, akan cepat bosan. Tetapi, itulah cara yang bisa mereka lakukan saat itu, dan dalam situasi serupa ini.

Ada kelompok yang lebih strategis. Mereka sudah tahu akan ada krisis tenaga ART paska lebaran. Maka karena itu, sebelum mudik lebaran mereka sudah memenuhkan kulkas atau lemari makanannya yang siap dimatangkan, selepas lebaran. Kebutuhan dapur untuk satu minggu selepas lebaran sudah disiapkannya. Sehingga selepas lebaran mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti. Walaupun tetap saja, kejadian seperti kategori pertama terjadi juga.

Inilah yang menjadi fenomena tahunan, di lingkungan kita. Selain komplek perumahan masih terasa lengang nan sepi, dan jalanan pun masih lancar dan lengang, lingkungan keluarga pun, bertumpu utuh terhadap ketahanan keluarga masing-masing!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun