Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Nilai Sosial Istighfar

14 Maret 2024   05:21 Diperbarui: 14 Maret 2024   05:22 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengingat-Mu Saat Hening (sumber : pribadi, bing,com)

Salah satu amalan yang perlu dikedepankan, di bulan suci Ramadhan, adalah beristighfar.  Hal ini, setidaknya tertuang dalam hadits Rasulullah shalallahualaihi wassalam, yang diriwayatkan Baihaqi.

"Umatku telah dikaruniai lima perkara, yang tidak (belum) pernah diberikan kepada umat sebelumnya. Pertama, jika datang malam pertama dari bulan Ramadan, Allah memandang mereka dengan penuh rahmah (kasih). Dan barangsiapa yang dipandang dengan penuh rahmah (kasih) tentu tidak akan disiksa (di akhirat kelak."

"Kedua, Allah menugaskan beristighfar bagi umatku. Ketiga, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi. Keempat, Allah berfirman kepada surga, Hiaslah dirimu! Dan firman selanjutnya, Sungguh beruntung hamba-hamba-Ku yang beriman, mereka adalah kekasih-Ku. Kelima, Allah mengampuni mereka semua.

Kemudian, pada al-Qur'an terdapat firman Allah Swt yang berbunyi :

( /18: 55)

Tidak ada yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan untuk memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali akan datang kepada mereka ketetapan (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datang kepada mereka azab yang nyata.. (Al-Kahf/18:55)

Hal unik, dalam kehidupan sosial kita ini, kata-kata istighfar memiliki posisi sosial yang berbeda.

Pertama, ada yang memosisikan istighfar sebagai sebuah gaya hidup atau sekedar latah. Sebagai gaya hidup, kalimat istighfar tidak berfungsi sesuai konten, tetapi lebih menyerupai sebuah kekagetan. Misalnya, kalau ada suara mengagetkan, ada benda jatuh, anak jatuh, atau jenis lainnya, kemudian dengan latah dengan mengatakan "astagfirullah..".

Kedua, kalimat istighfar dilantunkan sebagai sebuah kekagetan yang tidak masuk penalarannya. Melihat, saat nonton tv kemudian melihat ada kejahatan orangtua, ada seorang ibu membunuh anaknya yang masih bayi, atau seorang anak yang membunuh ibu kandungnya sendiri. Dalam posisi itu, kerap kali ada orang yang melantunkan kalimat istighfar.  Kalimat itu, bukan merupakan sebuah pernyataan permohonan ampunan, melainkan sebagai sebuah keheranan terhadap kelakuan seseorang.

Andai saja, dengan kelakuan serupa itu, memiliki nilai kebaikan, jangan-jangan nonton tv terkait ragam kejadian itu, sangat bermanfaat bagi Masyarakat kita, supaya mereka banyak melakukan istighfar. Sehingga, saat nonton tv itu, sedikit-sedkit istighfar. Ada artis mandi di Pantai istighfar, ada orang berkelahi istighfar, dan ada yang kecelakaan pun sama, beristighfar.

Jenis ketiga, seseorang beristighfar, karena dia mendapatkan sanksi, hukuman, atau musibah atas kesalahannya sendiri. Orang seperti ini, lebih baik tingkat kesadaran dan spiritualnya dibanding dengan dua jenis pertama. Dia mengucapkan lafadz istighfar karena disadarkan atau  tersadarkan oleh sebuah sikap orang lain (pemberi sanksi) terhadap kekeliruan yang dia lakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun