"Lha, sendiri aja, atau masih sendiri ?"
Pertanyaan nakal, tetapi dalem sekali maknanya. Bagi yang mendengarkannya, bisa ada dalam kondisi galau. Galau, antara mau ketawa, dan sedih. Antara linangan bahagia, atau kepedihan.Â
Sementara bagi sebagian orang lagi, ucapan itu, bisa membuatnya menjadi hiburan semata. Pernyataan candaan dari seorang teman, kepada teman lain, untuk menghibur diri, saat dalam keadaan sendiri atau menyendiri. Walaupun sering kali agak sedikit  kecut, namun tak jarang pula diakhiri dengan senyuman.Â
"dasar lho, .." ungkapnya, sambil menunjukkan kebahagiaan dalam bentuk tawa kepada rekannya yang lain.
O, iya, hari ini, memang sedang membincangkan masalah pernikahan. Jika 2024 ini, belum menikah, "apa masalah buat lho..?"
Ya, ngga gitu juga sih. Masalah itu, bukan masalah atau tidak. Persoalan yang ingin disampaikan di sini itu, bukan soal benar salah, melainkan menarasikan, apa yang terjadi, dan apa pilihan hidup kita. Karena, hidup kita sekarang ini, tidak cukup sekedar membicarakan masalah benar salah saja. Tetapi, ada sisi lain, yang juga perlu diperhatikan dan dipahami oleh banyak kalangan.
Saya setuju, masalah benar salah akan menjadi bagian penting dalam mengukur kualitas pemahaman kita terkait dengan nilai dan norma hidup. Â tetapi, ternyata tidak semua hal, harus didahulu dengan pernyataan benar salah. Karena, dalam ujian di sekolah pun, bentuk soal itu bukan hanya "B-S", tetapi ada juga yang isian terbuka.Â
Benarkan ?
Iya, itu artinya, soal itu, ada yang berbentuk narasi terbuka, yang perlu dipahami oleh si penanya. Bukan sekedar urusan benar-salah, benar-salah. Pilihan benar salah adalah satu soal, tetapi memahami bentuk jawaban dan bentuk soal lain, adalah hal penting yang perlu dipahami oleh seseorang. termasuk dalam hal ini.
Ketika kita sendirian, orang bisa saja mengajukan pertanyaan itu, "sendirian aja, atau masih sendiri?" pertanyaan ini pada dasarnya terbuka.
Jika kita mengatakan, bahwa diri kita ini masih sendiri mungkin hal itu, adalah kondisi-hidup. Artinya, bisa jadi, ada harapan ingin menikah tahun ini, atau bermaksud untuk bersama dengan lain, tetapi karena belum ada kesempatan, maka sampai sekarang masih sendiri. Itulah kondisi hidup. Bisa jadi, jombli adalah kondisi hidup.
Tetapi pada sisi lain, ada juga yang disebut gaya hidup. Menyendiri atau ingin hidup sendiri adalah pilihan, dan ini adalah sikap hidup. Tidak ada orang yang  menghalanginya bila seseorang bermaksud untuk bisa hidup sendirian, dan mengambil jalan hidup sendiri. Itulah gaya hidup, dan itu adalah pilihan.
Sehubungan hal ini, bagaimana dengan menunda pernikahan ? menunda pernikahan adalah pilihan hidup, tetapi belum menikah sampai 2024, jangan-jangan adalah kondisi hidup, yang dipaksa karena belum ada pilihan, atau belum ada memilih. Maka untuk kasus yang terakhir ini, perlu ada ikhtiar serius dari individu di maksud.
Sekali lagi, menunda pernikahan adalah pilihan. Itu adalah baik..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI