Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Mesti Radikal dalam Melakukan Perubahan

7 Januari 2021   07:26 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:49 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via impulsapopular.com

Seorang Kepala Daerah, yang di tempat di wilayah baru. Kemudian, dia menggunakan teknologi blusukan di tempat  baru, tempat yang belum pernah dikunjunginya. Pendekatan ini, masuk pendekatan lama, tapi untuk masyarakat baru.

Ketiga, disruptive innovation.

Kategori ini, yakni menggunakan teknologi baru, untuk pasar yang ada, atau pasar yang lama. Dalam istilah lain, bisa disebut pula  al-ibtikar al-tahriibiyu.

Jika, ada seorang kepala daerah dan atau elit agama, yang menggunakan teknologi modern, misalnya pemanfaatan media sosial untuk berkomunikasi dengan sesama warga desa.

Keempat, yaitu radical innovation.

Kategori ini, yakni manakala mengembangkan teknologi baru untuk masyarakat baru. Atau, dalam pengertian lain, disebut pula al-ibtikar al-al-judriyu.

Kebijakan pengembangan model hidup dengan AKB (new Normal), di masyarakat baru Indonesia saat ini, masuk dalam kategori radikal, karena kita dipaksa untuk mengubah pola interaksi, kebiasaan hidup, dan gaya hidup.

Dengan memahami pemetaan serupa inilah, kita menemukan informasi, bahwa radikalitas hanya satu di antara teknik melakukan perubahan dan pembaharuan.

Bagaimana menurut pembaca semua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun