Mohon tunggu...
Jessica S
Jessica S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Efek Media Sosial terhadap Persekusi

15 Maret 2018   22:04 Diperbarui: 15 Maret 2018   22:15 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Belakangan ini Indonesia mengalami banyak masalah persekusi yang dihebohkan oleh media.  Salah satu kasus persekusi ini menimpa Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, Kamis (1/06/17).

Meski sudah banyak kasus persekusi yang terjadi, kata ini masih saja terdengar asing bagi beberapa orang, yang sebenarnya istilah persekusi ini sudah ada sejak lama. Jadi, sebenarnya apa arti persekusi itu sendiri?

Persekusi merupakan perlakuan buruk atau perampasan dengan sengaja hak-hak dasar oleh individu terhadap kelompok dan juga sebaliknya dengan sewenang-wenang. Biasanya dikarenakan agama, suku ataupun pandangan politik.

Kasus diatas bermula dari media sosial yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Media sosial mengijinkan kita untuk bebas berpendapat yang sebenarnya bisa menjadi salah satu sumber terjadinya persekusi, jika kita salahgunakan. Kasus persekusi yang dialami Fiera Lovita terjadi karena ia mengunggah status di akun Facebook yang berisikan pendapatnya mengenai kaburnya seorang tokoh. 

Rupanya, ada sekelompok ormas keagamaan yang tidak menyukai kata-kata Fiera, sehingga mereka pun menteror Fiera dengan mendatangkan beberapa orang asing ke rumahnya untuk minta bertemu. Para anggota ormas juga mengintimidasinya dengan menyebar foto-foto Fiera di media sosial dengan komentar provokatif dan tidak senonoh.

Pada jaman sekarang, banyak yang menggunakan media sosial dan menjadikannya sebagai kebutuhan pokok. Media sosial telah menjadi sarana kita untuk bisa sepenuhnya mengekspresikan diri dan pendapat kita, namun, apakah kita sudah menggunakannya dengan baik? Apakah pendapat yang kita utarakan sudah sesuai dengan aturan yang ada, sehingga tidak akan menimbulkan kesalahpahaman? 

Namun terkadang informasi yang diberikan sudah benar pun, banyak orang yang masih saja menganggapnya buruk ataupun tidak mau menerimanya. Ini dikarenakan sifat manusia yang mendasar sebagai proses yang digunakan untuk mencoba memahami orang. 

Kita sebagai manusia seringkali membangun asumsi dan kepercayaan mengenai apa yang terjadi tanpa memahaminya secara keseluruhan. Sifat inilah yang bisa menyebabkan timbulnya persekusi.

Tindakan persekusi bisa berupa pengeroyokan ataupun mempermalukan orang lain, yang dapat memberikan dampak dan akibat yang buruk bagi fisik maupun mental korban. Apalagi untuk anak kecil, mereka akan menjadi minder dan menarik diri dari lingkungan sosial. Lalu bagaimana cara mengatasi ini dan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap persekusi? 

Supaya tidak terjadi kesalahpahaman, sebelum kita mengunggah informasi di media sosial, ada baiknya jika kita cek dahulu kebenaran informasi tersebut. Kita sebagai penerima informasi juga harus meresponnya dengan bijak, bukan langsung menyalahkan dan mengkritik.

Bisa disimpulkan bahwa dengan media sosial kita dapat menyampaikan pendapat dengan bebas, ditambah dengan Indonesia yang menganut sistem demokrasi, kebebasan berpendapat sangatlah penting bagi masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun